Ngeri saya membayangkan,bila seruan pak Amien rais untuk people fower di amini oleh para pendukungnya.mungkin ribuan orang turun kejalan,ribuan karakter berkumpul menjadi satu,apalagi ini suasana pilpres,bila terjadi kerusuhan siapa yang akan menanggung akibatnya? pak Amien rais? pasti rakyat banyak yang akan menderita.
Sangat mahal ongkos sosial yang harus di korbankan hanya untuk membela kepentingan sebuah golongan.bahkan politik zaman saur sepuh dan tutur tinular pun rasanya tidak seperti ini.mereka bahkan lebih kesatria,dengan adu kesaktian antara elit elitnya.
Makanya saya heran bin bingung melihat sepak terjang dan ucapan pak Amien rais sekarang ini.
Apa hanya sekedar mau bernostalgia masa reformasi 98 ? atau hendak menggertak pemerintah dan KPU? atau hendak menakut nakuti rakyat banyak agar memilih sesuai keinginanya.
Waduh pak Amien rais,ini 2019 bukan 1998,ini sudah zaman Dilan naik motor besar,bukan zamanya pak Amien rais di arak arak.apa pak Amie rais tidak berpikir untuk apa ada MK,siapa pula dulu yang ikut membidani kelahiranya? Â bukankah orang pintar selalu berucap ini adalah negara hukum,semua masalah harus melalui jalurnya.
Atau pak Amien rais sekarang sudah jarang shalat tahajud,bermunajad diri di keheningan malam,agar pikiran jernih dan tindakanpun makin bijaksana.monggo pak Amien rais berpikir ulang tentang ucapan ini,saya yakin pak Amien rais orang bijaksana.
Atau memang sudah zamanya demokrasi harus di sertai pengerahan massa,tapi menuduh sesuatu yang belum terjadi,apalagi meragukan lembaga hukum yang berwenang menyelesaikan sengketa pemilu,sepertinya bukan watak asli pak Amien rais sang lokomotif reformasi.
Ayolah pak Amien rais,anda itu seharusnya sudah jadi guru bangsa,tempat kami ini yang muda muda bertanya tentang kearifan sebuah bangsa bernama indonesia,serahkanlah urusan kekuasaan kepada generasi penerus,cukuplah anda jadi pengayom semua golongan
Semoga kesehatan dan keslamatan tetap di limpahkan kepada pak Amien rais sekeluarga,.semoga segala ucapan yang di lontarkan dan perbuatan yang di lakukan bisa di pertanggung jawabkan kelak di hari penghakiman.
tak ada manusia yang sempurna,yang ada adalah manusia yang berusaha dan tetap berusaha untuk sempurna amalanya.
salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H