Pernah melihat emak emak tawuran? atau pernah melihat emak emak ngomel massal? jangan sampai kita menjumpainya,pasti rame,seru,heboh.yang namanya emak emak memang selalu rame,apalagi bila sudah berkumpul,wah lebih heboh lagi.
Lihat saja acara perlombaan tuju belasan,yang paling pandai menghidupkan suasana lomba ya emak emak.bapak bapak yang paling hebat nyalinyapun bisa meleleh bila emak emak sudah kompak menyoraki,apalagi yang mentalnya kerupuk,di soraki emak emak ditambah kerlingan mata pasti langsung jatuh mentalnya.itu lomba,bagaimana bila energi emak emak di manfaatkan di dunia politik?
Entah siapa yang memulai,entah ide siapa yang pertama kali,kini para wanita indonesia terlibat langsung dalam proses demokrasi.tidak hanya jadi anggota parlemen,para wanita kini bahkan ikut aktif berkampanye memenangkan calon yang di usunya.
Dahulu para wanita yang bergerak dalam barisan di sebut para"srikandi",suatu panggilan kehormatan bagi para wanita pejuang.tapi kini berubah kata cukup jadi "emak emak"saja.mungkin sebutan ini adalah yang paling populer saat ini.
Emak emak yang biasanya mengurusi bagian konsumsi,kini naik derajat menjadi ujung tombak pemenangan ,emak emak aktif bergerak di lapangan,berjibaku dengan kerasnya dunia politik.energi emak emak yang luar biasa,tampaknya di garap penuh oleh kekuatan politik
Â
narasi narasi kebencian yang menghawatirkan.
inilah yang paling saya takutkan dengan terjunya para emak emak dalam politik praktis.sudah jadi kodrat seorang wanita yang lebih mengedepankan perasaan dalam bersikap dan bertindak.ini tentu kekuatan yang mulia bagi manusia,masalahnya ketika sikap ini di gabungkan dengan dunia politik yang penuh muslihat dan iri dengki,akankah perasaan semata tidak akan mudah di manfaatkan oleh oknum oknum politikus untuk melakukan akal bulusnya?
Ingat kasus emak Sarumpaet yang terjebak hoax? ingat kasus emak emak yang penebar hoax tentang larangan azan? inilah efek negatif dari rekrutmen politik negeri ini.emak emak tanpa bekal pengetahuan yang cukup tentang politik,emak emak yang lebih mendahulukan perasaan,ternyata di manfaatkan secara vulgar oleh kekuatan politik yang tak bertanggung jawab.
nasip generasi muda kita 10-20 tahun ke depan
para wanita (emak emak)adalah ratu rumah tangga,guru utama bagi anak anaknya.bila emaknya saja sudah teracuni kebencian karena politik yang beda pilihan,lalu kidung apa yang akan di nyanyikan ketika meninabobokan anaknya? tentang indahnya persatuan? atau malah tentang kebencian pada kubu sebelah?
Maka terjunya para emak emak dalam politik praktis tanpa pendidikan politik dan pemahaman politik yang baik adalah seperti bom waktu untuk generasi masa depan.bagaimana wajah politik kita 30-40 tahun kedepan adalah di tentukan dari langkah kita memberi pemahaman politik yang beradab dan bermartabat hari ini kepada semua orang,tertuma para emak emak yang merupakan ratu rumah tangga dan guru utama bagi anak anaknya.
ayo para emak emak di seluru penjuru nusantara,berpolitik silahkan,ikut kampanye ya monggo,jadi apapun terserah,tapi ingat kodratnya sebagai wanita.anda itu ratu dalam rumah tangga,anfa itu guru utama bagi anak anaknya.
     salam dari kang marakara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H