Bangga rasanya bila jagoan jagoan kita mau belajar dan mondok di sebuah pondok pesantren
Walau bagaimanapun,sekolah dan hidup terkurung di sebuah pesantren butuh perjuangan tersendiri.anak harus beradaptasi dengan lingkungan baru,suasana baru,kegiatan dan kebiasaan baru yang boleh jadi bertolak belakang dengan kebiasaan di rumah selama ini.
Begitu seorang anak masuk sekolah dan mondok di pesantren,sesungguhnya itu adalah dunia baru yang bila tidak di sikapi dengan bijaksana oleh para orang tua,bisa ber akibat buruk bagi perkembangan mental dan sfiritual si anak sendiri.
Anak yang terbiasa di layani segala keperluanya oleh orang tuanya di rumah,tiba tiba harus belajar mengurus diri sendiri segala keperluanya selama di pesantren.mulai cuci baju,mandi,makan,tidur,dan lain sebagainya.
Dan celakanya,kita sebagai orang tua atas nama cinta dan kasih sayang kepada anak,apalagi rasa rindu  yang menggebu gebu sering berlebihan memberi perhatian.ada yang tiap akhir pekan datang menjenguk,ada yang saban hari nelpon ustadz sekedar menanyakan kabar tentang anaknya.
Tiap datang kita membawa oleh oleh yang terkadang sangat berlebihan,anak lecet sedikit kita sudah sewot nggak karuan.akhirnya perhatian yang berlebihan seperti ini malah membuat anak seperti di manjakan.akhirnya sang anak jadi sulit untuk menjadi pribadi yang mandiri.
sama sama "mondok"
idealnya begitu anaknya masuk pondok pesantren,para orang tua pun harus ikut "mondok".yang artinya para orang tua juga harus mulai belajar mengendalikan pikiran dan perbuatan menyesuaikan dengan suasana ke agamaan.kan lucu rasanya anak belajar di pondok pesantren begitu pulang orang tuanya masih suka bermaksiat ria.
Akhirnya apa yang di dapat dari pesantren bisa mental kembali,gara gara suasana di rumah dan perilaku orang tua yang bertolak belakang dengan apa yang di ajarkan di pesantren.
Berikut ini beberapa hal yang harus di perhatikan oleh para orang tua yang anaknya mondok di pesantren