3) pergaulan.
Bisa jadi remaja yang orang tuanya tidak merokok,lingkungan sekitarpun peduli akan bahaya merokok,tapi pergaulan para remaja yang semakin luas bisa mempertemukanya dengan remaja lain yang merupakan perokok.
Dan masa remaja adalah masa pencarian jati diri.semua hal akan di coba dan di rasakan.rasa penasaran di dukung pergaulan dengan para perokok,membuat para remaja akan mudah terjerumus menjadi perokok pula.
4) Media
di zaman sekarang yang Media adalah raja,pengaruh rokok semakin sulit di kendalikan.hampir di setiap tayangan media,iklan rokok dengan mudahnya kita temukan.para remaja akan dengan muda meng akses informasi hanya lewat hp yang tersambung internet.
Dan di media massa,rokok itu di citrakan sebagai kebutuhan orang orang yang cerdas,mandiri,jantan,penuh energi melawan tantangan.hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja untuk ikut menikmati sensasi menjadi perokok.
5) Cara pandang masyarakat.
sebenarnya faktor inilah yang sangat dominan meningkatkan jumlah perokok, baik di kalangan remaja maupun orang dewasa.masyarakat masih berpandangan bahwa merokok bukanlah suatu aib apalagi menganggap rokok sebagai sumber penyakit.
Celakanya,pada kelompok masyarakat yang terdidik dan punya akses yang luas akan informasi kesehatan,mereka cenderung mengabaikan sisi negatif dari merokok.padahal sebagai masyarakat yang sudah memiliki bekal ilmu dan pendidikan yang memadai mustahil mereka tidak paham akan bahaya yang di timbulkan dari kebiasaan merokok.
Pada akhirnya,kesadaran kitalah yang akan mampu menuntun para remaja agar mampu hidup sehat tanpa di racuni asap rokok.kerugian moril dan materil akibat rokok sungguh luar biasa.bila kita tidak segera bergerak untuk memperbaikinya,bagaimana nasib generasi penerus kita di masa depan.
"lindungilah orang orang yang kita cintai dari kerusakan,seperti kita menjaga harta yang tak ternilai harganya."