Para elit partai masih mengelolah partai dengan gaya seperti bisnis keluarga, atau malah seperti kerajaan kecil dalam politik. Kekuasaan dan kewenangan dalam mengambil keputusan strategis masih bergantung kepada pendiri partai dan ketua partai.
Penunjukan AHY memimpin pemenangan kampanye nasional partai demokrat di satu sisi seperti tampak sebagai sesuatu yang di dasari untuk memberi jalan bagi AHY lebih berkiprah di pentas nasional.tentu ini akan berguna bagi AHY sendiri dan juga SBY.
Tapi di sisi lain penunjukan ini juga berpotensi mematikan kreativitas dan totalitas seorang kader untuk berjuang membesarkan partainya. Bagaimana perasaan para kader partai yang telah berdarah darah ikut membesarkan partai, bila jabatan strategis dan kesempatan untuk lebih maju ternyata di berikan kepada orang yang baru kemarin sore bergabung dengan partai.
Apakah hal seperti ini juga akan terjadi pada partai politik lainya di indonesia? tentu kita berharap para elit partai mampu membaca tanda tanda zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H