Sering aku ingin bertanya pada angin yang berlalu, mengapa negeriku yang hijau, tempat sungai beranak pinak, gunung gunung memuntahkan lahar kesuburan, tapi tak mampu beri damai kehidupan
Kadang aku mulai ragu, apa salah leluhur pendahulu, ketika alam murka menghembuskan debu, atau salah kami sang cucu, berharap tumpukan emas menjadi daun pintu
Wajah negeriku menjadi layu, tangisan pertiwi rintihan sendu. berjuta tangan harap menunggu, serpihan surga kembali  tumbu
Bagan batu :28 pebruari 2019nbÂ
Nb; inilah wajah negeriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H