Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wajah Negeriku

28 Februari 2019   15:25 Diperbarui: 28 Februari 2019   16:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan sejati. Foto: pixabay

Sering aku ingin bertanya pada angin yang berlalu, mengapa negeriku yang hijau, tempat sungai beranak pinak, gunung gunung memuntahkan lahar kesuburan, tapi tak mampu beri damai kehidupan

Kadang aku mulai ragu, apa salah leluhur pendahulu, ketika alam murka menghembuskan debu, atau salah kami sang cucu, berharap tumpukan emas menjadi daun pintu

Wajah negeriku menjadi layu, tangisan pertiwi rintihan sendu. berjuta tangan harap menunggu, serpihan surga kembali  tumbu

Bagan batu :28 pebruari 2019nb 

Nb; inilah wajah negeriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun