Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok Juga Manusia

29 Januari 2019   02:44 Diperbarui: 29 Januari 2019   02:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasa rasanya cerita tentang Ahok sudah habis di tulis semuanya.mulai a-z dengan gampang kita akan mendapatkan ulasanya di banyak media.seluruh sisi kehidupan ahok sekarang sudah menjadi konsumsi publik.

Kabar kebebasanya dari penjara,atau yang lagi hangat hangatnya rencana pernikahanya,ternyata juga sudah beredar luas di masyarakat.kita begitu antusias untuk ikut mengetahui inpormasi tentang segala hal tentang diri ahok dan orang orang yang dekat denganya,tanpa perduli lagi akan hak privasi orang lain.

Ahok kan tokoh publik,beliaukan selebritis,wajar dong kalau kami ingin tahu semua sisi kehidupanya? kita lupa,tokoh publik juga manusia,selebritis juga manusia,sama seperti kita.sebagai manusia biasa ahokpun pasti ingin punya ruang di mana tidak semua orang bisa memasukinya.tempat hak privasinya di hargai dan di hormati.

Sama seperti kita dan manusia pada umumnya,pasti setiap orang punya hal hal tertentu dalam hidupnya yang tidak ingin di ketahui orang lain.apalagi bila hal yang bersifat pribadi tersebut sampai menjadi perbincangan publik,bahkan sampai menimbulkan pro dan kontra,maka seketika itu hilanglah rasa nyaman,rasa memiliki diri sendiri.

Sudah menjadi kodrat manusia untuk selalu ingin tahu segala hal di luar kehidupan dirinya.tapi celakanya kita jadi lupa untuk menghargai hak pribadi orang lain.kita tidak perduli lagi bagaimana perasaan orang yang kita telanjangi seluruh sisi kehidupanya.

Kita merasa punya hak dan pembenaran untuk melakukan semua itu.kita merasa wajar bahkan abai bagaimana perasaan orang orang yang kita korek korek kehidupan pribadinya.

Atas nama pemujanya,atas nama pengagumnya,atas nama penggemarnya,kita berubah menjadi manusia yang mendzolimi orang lain,dengan berusaha memasuki sisi kehidupan pribadinya.mengapa tidak kita tunggu saja penjelasan resmi dari sang tokoh,bukankah itu cara yang lebih beradap sebagai manusia,daripada kita nylonong memasuki ruang pribadi orang lain tanpa seijin yang memilikinya.

Biarlah ahok merencanakan dan menata hidupnya sendiri,tanpa perlu kita merecokinya.bagaimanapun juga ahok itu cuman manusia biasa,yang punya hati,punya perasaan,punya cinta,dan pastinya punya hak untuk mengatur hidupnya tanpa orang lain ikut campur di dalamnya.

Sekali waktu cobalah menempatkan diri sebagai orang yang tidak terlalu mencampuri kehidupan orang lain.sebagai mana kitapun tidak mau bila kehidupan pribadi kita di recoki orang lain.salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun