Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Supporter Malaysia Itu OKB, Maklumi Saja!

30 November 2012   10:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:26 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak perlu merasa sakit hati dengan ulah supporter Kesebelasan Malaysia yang melecehkan kita baik dalam konteks persepakbolaan atau pun dalam konteks kebangsaan. Sebaliknya, kita justru harus mampu bersikap dewasa menghadapi ulah mereka.

Sekarang ini ada jutaan warga kita yang mencari makan dan penghidupan di negeri semenanjung itu. Itu karena kehidupan ekonomi mereka memang lebih baik dari kita. Wajar dan harap dimaklumi saja bila mereka mengidentifikasikan diri sebagai “tuan” lalu merasa pantas untuk berlaku angkuh dan arogan terhadap “budak-budaknya”.

Tetapi satu hal yang tak akan pernah bisa mereka hapus dari sejarah. Bahwa sebagai negara kita jauh lebih tua dari mereka. Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Malaysia merdeka 12 tahun kemudian tepatnya tanggal 31 Agustus 1957.

Penting pula dicatat kemerdekaan Indonesia adalah buah perjuangan berdarah, melalui peperangan. Sedangkan kemerdekaan Malaysia karena hadiah Inggris. Hadiah, ketika negeri-negeri penjajah sudah merasa malu hati mempertahankan imperialismenya akibat gencarnya pergerakan anti penjajahan di seluruh dunia.

Catatan sejarah berikutnya yang tak akan pernah bisa mereka tutupi dengan “tip-Ex” sekalipun adalah bahwa mereka pernah berguru kepada kita.

Ingat, selepas dari kekuasaan Inggris mereka sangat tertinggal dan kurang terdidik, untuk itulah mereka “merengek” kepada “saudara tuanya” Indonesia agar dikirim guru dan dosen untuk mengajari mereka. Itu terjadi di medio decade 60-an hingga medio decade 70-an. Pada masa itu tak terbilang pula banyaknya pelajar Malaysia yang dikirim ke universitas dan institute di Republik Indonesia ini.

Berdasarkan catatan sejarah itu jelaslah bahwa Malaysia sesungguhnya berada di bawah bayang-bayang Indonesia. Meski sekarang ini kita terpuruk secara ekonomi, tetapi dari segi patriotisme, peradaban dan keadaban, kita sesungguhnya lebih pantas (tetapi sebaiknya jangan) berbangga daripada mereka.

Bila sekarang ini mereka bertingkah sok kaya, sok kuat, ya maklumi saja. Anggap saja tingkah mereka itu sebagai ekspresi OKB (orang kaya baru). Di mana-mana tingkah OKB itu penuh kelucuan. Lucu gaya berpakaiannya, lucu selera makannya, dan lucu pula obrolan-obrolannya. Jadi hadapi saja tingkah polah mereka, khususnya para supporter macan Malaya itu, dengan senyum.

Jika mereka mengidentifikasikan diri sebagai macan, macan Malaya katanya, ya anggap saja mereka sebagai anak macan yang baru tersapih dari induknya. Baru pandai mengaum, baru pandai meniru gerakan induknya menerkam mangsa. Yang penting, induk macan itu adalah kita, Bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun