Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gus Mus: Muhammad dan Abu Jahal itu Sama Loh!

30 Juni 2012   07:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang ini (Sabtu 30-6-2012) KH Mustofa Bisri  (biasa disapa Gus Mus)  tampil di TV One dalam Acara Damai Indonesiaku.  Dalam tauziahnya Gus Mus antara lain mengulas soal pakaian Islami.

Prinsipnya beliau mengingatkan bahwa Rasulullah, Muhammad SAW, tidak pernah menegaskan bahwa ada jenis pakaian yang disebut dengan pakaian Islami ada yang bukan. Yang ada adalah bahwa pakaian itu salah satu gunanya sebagai penutup aurat (titik).

Kiyai  yang juga budayawan-penyair itu mengkritik keras orang-orang yang bangga dan merasa telah mengikuti jejak Rasul hanya karena telah memakai jubah, sorban, dan berjenggot. Padahal, demikian Gus Mus, Abu Jahal juga mengenakan pakaian serupa, juga berjenggot.  Sebab, memang itulah tradisi Arab.

Lantas jejak siapa sesungguhnya yang diikuti oleh para pemakai jubah, sorban, dan pemelihara jenggot itu, Rasul atau Abu Jahal?

Bagaimana membedakan mana pengikut Muhammad SAW dan mana pengikut Abu Jahal?

“Jangan lihat jubah dan sorbannya” kata Gus Mus.  Sebab, berdasarkan atribut itu (pakaian) kita tidak bisa membedakan mana orang Islam mana yang bukan.

“Tetapi, lihatlah mukanya” lanjut Gus Mus memberi tips cara membedakan mana diantara dua orang yang sama-sama memakai jubah dan sorban serta berjenggot yang benarbenar  pengikut Muhammad SAW mana pengikut Abu Jahal.

“Kalau mukanya (bukan hanya bibirnya) yang tersenyum maka itu adalah pengikut Muhammad SAW, tetapi kalau mukanya sangar itu adalah pengikut Abu Jahal” demikian Gus Mus.

Selamat akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun