Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Korupsi Al Quran Juga Ulah DPR!

29 Juni 2012   09:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:25 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Jumat 29 Juni 2012, Tim Penyidik KPK  menggeledah ruang kerja anggota Komisi VIII (bidang keagamaan) yang juga merupakan anggota Badan Anggaran DPR RI, Zulkarnain Djabar.  Penggeledahan ruang kerja anggota Fraksi Partai Golkar itu terkait penetapan dirinya sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Kitab Suci Al Quran di Kementerian Agama.

Pada awal mencuatnya kasus korupsi Al Quran ini banyak orang mengira bahwa kasus tersebut murni kreasi  oknum pejabat Kemenag.  Asumsi itu masuk akal karena  jumlah nominal anggaran yang jadi objek  korupsi itu tergolong kecil  yakni  35 milyar. Jumlah itu tergolong kecil mengingat nilai anggaran yang tergolong seksi untuk kalangan anggota Banggar umumnya ratusan milyar atau trilyunan rupiah.

Dengan mencuatnya keterlibatan anggota Banggar DPR dalam dugaan korupsi kitab suci Al Quran ini memberikan isyarat  kepada public bahwa ternyata keganasan korupsi di DPR sudah tak pandang bulu lagi.  Berapa pun jumlahnya, untuk apa pun anggaran itu, tak ada yang luput dari incaran mereka.

Jika benar begitu, bahwa  wakil-wakil rakyat kita di DPR itu sudah tak pandang bulu lagi menjadikan proyek-proyek pembangunan sebagai  lahan bancakan, termasuk proyek untuk bantuan social seperti pengadaan Kitab Suci, maka pantaslah jika ada yang menyebut DPR sebagai “sarang penyamun”.

Logis pula jika kemudian APBN yang  menyentuh angka ribuan trilyun per tahun nyaris tak berbekas, tak ubahnya menyiramkan air ke padang pasir. Kita saksikan di depan mata, jalanan berlubang semakin panjang, jembatan  dan bangunan sekolah yang  ambruk semakin banyak. Sementara para wakil rakyat dan para pejabat negara, di semua level, hidup penuh dengan kemewahan dan glamour.

Ah, apa lagi komentar yang  pantas  untuk para anggota parlemen negeri ini?  Haruskah kita terima saja julukan  negeri ini sebagai “negeri para bedebah”?

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun