Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Whitney Houston: Ketika Pujian dan Harta Tak Membahagiakan

12 Februari 2012   06:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedukaan kembali menyentak dunia hiburan setelah penyanyi pop peraih 6 Grammy Award, Whitney Huston dikabarkan meninggal dunia Sabtu 11 Februari 2012 di Los Angeles. Meskipun penyelidikan penyebab kematian belum sepenuhnya mengungkap, ada dugaan penyebab kematiannya akibat over dosis narkoba.

Tragisnya, sang diva dunia itu dikabarkan meninggal dalam keadaan bangkrut. Salah satu penyebab kebangkrutan itu, demikian isu yang mencuat, adalah akibat ketidakmampuannya melepaskan diri dari jerat narkoba.

Terlepas dari kedukaan yang dirasakan oleh para penggemarnya di seluruh dunia, perjalanan hidup seorang Whitney Houston pantas dijadikan cermin bagi kita semua. Betapa status bergelimang harta, sanjungan dan penghargaan tak selalu mampu menjadikan peraihnya bahagia.

Ketika pujian, sanjungan, keterkenalan, dan uang diburu dan diperebutkan oleh banyak manusia dengan segala cara, ternyata ada fakta ironis bahwa semuanya itu tak mampu membuat kehidupan peraihnya menjadi lebih sempurna.

Di masa jayanya, apa yang tak bisa diraih Whitney?Uang dan harta, sederet penghargaan dari dalam dan luar negeri (internasional ) yang membuatnya disanjung dan diidolakan di seluruh dunia telah dia dapatkan.Lalu mengapa dia harus terjebak dan larut dalam jeratan narkoba? Silahkan para ahli psikologi yang menjawabnya.

Saya tak hendak menggurui orang lain. Melalui tulisan ini saya hanya ingin menumpahkan emosi saja (jika tidak pantas disebut kesadaran) bahwa nasihat para bijak yang telah berumur ribuan tahun “hidup ini hanyalah perputaran roda” benar adanya.

Setiap manusia hanya menempati salah satu titik dari milyaran titik yang ada di dalam lingkaran roda itu. Suatu ketika berada di atas suatu ketika ada di bawah.

Karena perputaran roda itu adalah hukum alam yang tak satu makhluk pun mampu menghentikannya, maka tidaklah pantas seseorang selalu menuntut atau berharap selalu berada di atas. Tidak pula pantas seseorang selalu berusaha untuk mendepak orang lain agar jatuh ke titik bawah lingkar roda itu.

Sayangnya lebih banyak orangberanggapan bahwa yang dimaksud rodakehidupan itu hanyalah sebatas ranah material. Tidak banyak yang menyadari bahwa lingkar kehidupan juga mencakup ranah yang lebih fundamental yakni spiritual.

Pada ranah spiritual ini perubahan posisi dalam lingkar roda kehidupan itu sangatlah intens pergerakannya. Itu sebabnya tawa dan canda bisa kita jumpai di rumah-rumah kardus di kolong jembatan, sementara keluh kesah, duka dan air mata juga bisa dialami para penghuni istana.

Raut puas penuh syukur bisa terpancar dari wajah seorang hamba yang papa. Sebaliknya kegelisahan dan kekhawatiran juga bisa terpancar dari mata sang kaya raya dan berkuasa yang terbelenggu ketidakpuasan dan keserakahan meski ia tinggal di kastil kokoh dan megah.

Betapapun ionisnya perjalanan hidup seorang mega bintang sekelas Whitney Houston, ia telah meninggalkan pelajaran berharga bagi manusia pemburu sukses dunia. Bahwa semua manusia sama: terlahir telanjang mati pun tak bisa membawa apa-apa.

Selamat jalan Whitney.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun