[caption id="attachment_159726" align="aligncenter" width="526" caption="Wakapolri Komjen Pol. Nanan Sukarna (Sumber: pontianak.tribunnews.com)"][/caption]
Entah kenapa setelah banyak pewarta memuat berita tentang hubungan antara seorang pesohor bernama Sinta Bachir dengan sosok yang katanya seorang (purnawirawan?) perwira tinggi bintang tiga, saya kok jadi kepikiran (dalam ingatan saya yang terbatas) mengapa cukup banyak figur jenderal bintang tiga baik di TNI maupun kepolisian yang sering dijadikan objek pengkabaran oleh media massa. Celakanya, sebagian besar dari mereka kemudian kita ketahui meredup karirnya, atau kalau tidak, minimal sedikit mencoreng namanya. Yang ”selamat” dan kemudian purna tugas, eh, saat menikmati masa pensiun, akhirnya ”terkena” juga. Apakah mungkin karena penyandang tiga bintang berderet di pundaknya itu merupakan sosok potensial yang ”strategis” untuk ”diapa-apakan”? Maksud saya, ”diapa-apakan” bisa bermakna positif (akan diorbitkan) maupun sebaliknya (memang dijelek-jelekkan untuk maksud tertentu).
Sehubungan dengan rendahnya kemampuan analisis yang saya miliki, maka dalam tulisan ini saya hanya bisa menyalahkan sesosok makhluk bernama ETIKA – yang penggunaannya oleh sebagian orang dalam kehidupan sosial, politik, berbangsa, dan bernegara – terkadang sungguh sangat jauh dari standar minimal kebaikan maupun kesopansantunan.
Supaya tidak berpanjang lebar, mari kita buka kembali lembaran memori mengenai sosok-sosok spesial berikut ini:
1. Letjen TNI Suyono
Jenderal yang terakhir menjabat sebagai Kepala Staf Umum ABRI ini pernah diberitakan mengalami kecelakaan saat mengendarai motor besar di Sulawesi. Padahal pada waktu yang bersamaan sosoknya sangat dibutuhkan kehadirannya di Jakarta karena saat itu terjadi peristiwa penting. Terdengar selentingan bahwa perwira ramah ini mentok karirnya gara-gara peristiwa ini.
2. Letjen TNI Prabowo Subianto
Diramalkan akan menjadi jenderal bintang empat dan kemudian menduduki jabatan yang sangat strategis, perwira enerjik ini harus mengikhlaskan dirinya dipensiunkan dengan hanya menyandang pangkat letnan jenderal, karena dianggap bertanggung jawab atas kasus penculikan aktivis. Jabatan terakhirnya adalah Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.
3. Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin
Sosok perwira tinggi (aktif?) yang jadi idola para wanita ini mungkin tidak akan berhasil menjadi jenderal penuh karena dianggap sebagai ”geng Prabowo”. Posisi terakhir dalam jabatan struktural TNI adalah sebagai Kepala Pusat Penerangan.
4. Letjen TNI Susilo Bambang Yudhoyono
Konon Presiden RI ini sebenarnya sangat menginginkan karirnya di TNI berakhir dengan sempurna, yaitu sebagai seorang jenderal penuh. Tapi karena kepala pemerintahan membutuhkan tenaganya di kabinet, maka perwira pemikir ini harus pensiun dalam pangkat letnan jenderal setelah sebelumnya mengabdi sebagai Kepala Staf Teritorial TNI.
5. Letjen TNI Agum Gumelar
Mantan Ketua PSSI ini ”sebelas-duabelas” dengan Jenderal Yudhoyono. Jabatan terakhirnya (kalau tidak salah) adalah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.
6. Komjen Polisi Chairuddin Ismail
Ketika menjabat sebagai Wakil Kapolri di tengah-tengah gonjang-ganjing politik, Komjen Chairuddin ini menjadi pusat perhatian dalam pemberitaan media massa karena menerima tawaran Presiden Wahid sebagai Kapolri untuk menggantikan Jenderal Polisi Bimantoro yang diberhentikan dari jabatannya. Begitu pengganti Presiden Wahid memulihkan kembali jabatan Jenderal Bimantoro, maka Jenderal Chairuddin dipensiunkan, namun tetap berpangkat jenderal polisi bintang empat.
7. Komjen Polisi Susno Duadji
Termasuk dalam calon potensial Kepala Polri, pangkat jenderal pemberani ini harus mentok di bintang tiga karena kasus-kasus yang pernah sangat menghebohkan Indonesia. Terakhir menjabat sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri.
8. Komjen Polisi Adang Daradjatun
Terakhir menyandang jabatan sebagai Wakil Kepala Polri, anggota parlemen ini menjadi buruan awak media karena kasus yang menimpa istrinya.
9. Letjen TNI Bibit Waluyo
Gubernur Jawa Tengah yang menjadi purnawirawan TNI setelah menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat tersebut, menjadi buah bibir karena komentarnya terkait mobil Kiat Esemka.
10. Komjen Polisi Nanan Sukarna
Baru-baru ini, perwira yang sedang menjabat sebagai Wakil Kepala Polri ini menghiasi beberapa media elektronik, karena disindir oleh seorang anggota parlemen sebagai sosok yang hedonis sehubungan dengan posisinya sebagai ketua salah satu organisasi motor besar di Indonesia.
***
Jadi, apakah berita yang terkesan negatif atas sebagian jenderal bintang tiga tersebut memang bermula dari sesuatu yang ”disengaja”, ataukah hanya kebetulan semata? Menurut saya, dengan alasan bahwa dua nama terakhir disebut-sebut akan berkompetisi dalam Pilgub Jateng dan Jabar, maka saya menduga bahwa sangat mungkin figur-figur tersebut sedang ”diapa-apakan” oleh oknum atau kelompok tertentu. Sebelum dan sesudahnya, saya mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI