[caption id="attachment_358250" align="aligncenter" width="600" caption="Pesawat Militer Terparkir di Apron (dok. Kandar)"][/caption]
Ahad (7/12) ini adalah hari ke-3 sekaligus hari terakhir penyelenggaraan Pameran Kedirgantaraan 2014 oleh jajaran prajurit TNI Angkatan Udara yang bermarkas di Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Mengutip pernyataan Komandan Lanud Wirasaba Letkol (Pnb) Andreas A. Dhewo, MSc, MSi di sebuah koran lokal, acara ini disebutnya sebagai bentuk pembinaan kedirgantaraan. Lebih lanjut, pria yang juga merupakan seorang pilot ini mengatakan bahwa pembinaan kedirgantaraan penting agar masyarakat khususnya generasi muda mengenal dan mencintai berbagai hal tentang kedirgantaraan.
Sebelumnya, perwira ramah ini menjanjikan bahwa dalam gelaran tersebut akan diadakan joy flight gratis dengan pesawat Casa 212 untuk siswa-siswa berprestasi. Masyarakat umum yang ingin ikut terbang pun hanya dikenai biaya Rp20.000,- (dua puluh ribu rupiah) per orangnya. Alhamdulillah, janji itu ditepati.
[caption id="attachment_358251" align="aligncenter" width="500" caption="Komandan Lanud Wirasaba Letkol (Pnb) Andreas A. Dhewo, MSc, MSi (dok. Kandar)"]
Atraksi Udara Nan Memukau
Pada Jumat (5/12) kemarin, seusai upacara pembukaan, empat buah pesawat Wong Bee dari Jupiter Aerobatic TNI AU berakrobat dan membuat suara menggelegar di langit Purbalingga. Pertunjukan udara langka ini cukup menghibur warga mengingat pada penyelenggaraan sebelumnya hal tersebut tidak jadi terlaksana. Atraksi kemudian berlanjut pada Sabtu (6/12) dan rencananya juga dilangsungkan pada hari Ahad ini.
Hal yang cukup menarik terjadi adalah ketika beberapa pesawat berseliweran di udara, sekumpulan anak kecil di perkampungan berteriak-teriak takjub. Mereka berlarian dengan riang gembira. Ucapan terima kasih patut diucapkan kepada Danlanud Wirasaba dan jajarannya yang telah memberi hiburan spesial kepada masyarakat Purbalingga dan sekitarnya.
[caption id="attachment_358782" align="alignnone" width="630" caption="Jupiter Aerobatic TNI AU sedang beraksi, konon salah satunya dipiloti purnawirawan jenderal bintang tiga (sumber: dok. Kandar)"]
Ekspo Usaha Kreatif
Dengan tiket masuk seharga Rp10.000,-, pengunjung akan mendapatkan suguhan dynamic dan static show. Jadi, selain menonton pertunjukan kedirgantaraan, warga juga dapat menikmati live show music dan menghadiri pameran pembangunan.
Salah satu objek pameran yang lumayan unik adalah kopi manggis. Kopi yang diklaim bikinan putra asli Purbalingga ini dipromosikan oleh perwakilan produsennya, Bapak Pudjiyono, mengandung sampai dengan 70 manfaat pengobatan. Barangkali semacam suplemen herbal kelas sapujagat.
[caption id="attachment_358783" align="alignnone" width="630" caption="Pengunjung bergembira ria (sumber: dok. Kandar)"]
Segera, Jakarta-Purbalingga Kurang Dari 2 Jam
Dalam rencana besar Pemkab Purbalingga dan Pemprov Jawa Tengah, pada tahun 2015 mendatang Lanud Wirasaba akan bertambah fungsinya yakni menjadi bandar udara komersial. Bagi banyak orang yang merasa cukup repot dan lelah tatkala bepergian jauh dari dan ke kota Purbalingga, ini adalah mimpi yang segera menjadi kenyataan. Konon sudah banyak maskapai penerbangan yang berbondong-bondong ingin membuka jalur penerbangan dari Purbalingga ke kota-kota besar di Indonesia.
Bandara Wirasaba yang terletak di perbatasan Kab. Purbalingga dengan Kab. Banjarnegara ini relatif sangat mudah dijangkau dari kawasan manapun di lingkup eks karesidenan Banyumas. Waktu tempuh dari kota Purbalingga kurang lebih hanya 10 menit, dari kota Purwokerto 30 menit, darikota Banjarnegara 45 menit, dan dari Wonosobo serta Kebumen tak sampai 90 menit.
Jadi, bagi Anda yang sudah lama berniat untuk berwisata maupun berbisnis ke kota-kota tersebut di atas, semoga tahun depan rencana Anda bisa terealisasi dan semoga mendapatkan banyak kemudahan. Kami tunggu!
[caption id="attachment_358784" align="alignnone" width="600" caption="Tontonan langka (dok. Kandar)"]
[caption id="attachment_358785" align="alignnone" width="525" caption="Tumpah ruah (dok. Kandar)"]
