Mohon tunggu...
Zaki Iskandar
Zaki Iskandar Mohon Tunggu... Auditor - YNWA!

YNWA!

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kisah Batalnya Seorang Kompasianer Jadi Menteri

21 Januari 2015   00:47 Diperbarui: 13 Januari 2023   18:52 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisruh terkait pemilihan seorang pejabat tinggi yang sedang ramai dibicarakan penduduk negeri ini telah membuat saya teringat kembali akan cerita menyedihkan tentang bagaimana seorang rekan Kompasianer yang akhirnya gagal dilantik menjadi seorang menteri.

Sekedar membuka sedikit memori Anda sekalian, ketika Presiden Jokope dilantik menjadi pemimpin baru Republik Koplaksiana pada 20 Oktober 2014, sebenarnya beberapa hari sebelumnya beliau telah mulai mengaudisi banyak calon menteri. Dan seperti lazimnya para kepala pemerintahan di banyak negara, maka para calon menteri yang dipanggil untuk diseleksi adalah sosok-sosok yang dekat secara emosional, berjasa ketika proses pemilihan, dan berasal dari partai koalisinya.

Maka tidaklah heran ketika nama-nama yang dipanggil pertama kali adalah kroni-kroninya di Partai Koplak Yo Band, sang pemenang pemilu. Namun ketahuilah wahai para Kompasianer yang budiman, cerita audisi sang presiden terhadap kambrat-kambratnya sendiri sesungguhnya adalah kisah yang teramat sangat memilukan.

Tak percaya? Ini dia ceritanya….

Tiga hari menjelang pelantikan, belum juga Presiden Terpilih Jokope mulai menelepon kandidat menterinya, para istri dari Kompasianer Dr. H. Alex Badjenggot Lc., Dr. Ing. Piet Tono, Dr. Indra Soekaspo dan Dr. Kimi Uda bersepakat untuk terlebih dahulu menghubungi Pak Jokope untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka apabila sang suami akan dipilih menjadi pembantu presiden. Alasan mereka setali tiga uang: kalau suami mereka dijadikan menteri, maka akan jadi hil-yang-mustahal mereka bakal punya banyak waktu untuk menulis di Kompasiana. Belum jadi menteri saja sudah jarang bikin postingan, maka bisa dibayangkan seandainya mereka sudah dilantik nanti.

Pak presiden manggut-manggut tanda setuju. Lalu, sreeeet, dicoretlah nama-nama itu….

Selesai bikin coretan eliminasi pertama, Pak Jokope tiba-tiba mendapat telepon dari perwakilan keluarga Dr. Itje Juitje, Dr. Iyank Djadoel, dan Dr. Ida Messi. Intinya, keluarga besar mereka meminta dengan sangat agar sosok-sosok kebanggaan mereka itu “tak usah diutak-atik”. Alasannya kurang lebih supaya bisnis keluarga tak terganggu.

Bicara masalah bisnis keluarga, alasan dari Dr. Ing. Panca dan Prof. Dr. Helmi lebih heboh lagi. Duo pakar teknik itu menyatakan belum bersedia diangkat jadi menteri karena mereka tengah mengembangkan mobil nasional yang menggunakan nama “Panca” sebagai merk. Sekarang ini mereka berdua sedang sibuk-sibuknya mempopulerkan proyek mobil andalan tersebut.

Sekarang kandidat dari Partai KYB tinggal enam orang saja. Mereka adalah Yayat, Ph.D yang 4,6 tahun lalu lulus dengan predikat pole position dari STMIK Palermo, Dr. Dessy sang peneliti jamban asal Sumatera Barat, Dr. Dina pakar paleontologi yang berhasil membangun kerangka fosil dinasaurus pertama di Indonesia dan sekaligus menemukan fosil risoles purba, Dr. Tri, Prof. Dr. Soekardee, dan seorang pemuda desa bernama Dulkemit.

Singkat cerita, esoknya, ketika sang presiden terpilih mewawancarai Ibu Yayat, sebenarnya wanita itu sudah menyatakan bersedia untuk menduduki kursi Menteri Pemuda dan Olah Raga. Eh ndilalahnya, pada saat yang bersamaan manajemen Valentino Rossi menghubunginya untuk memberikan informasi bahwa posisi pejabat pembersih helm sedang lowong. Lantas tanpa pikir panjang doktor lulusan Italia itu mengatakan lebih memilih ikut tim balap Rossi dan terbirit-birit meninggalkan wawancara dengan Pak Jokope yang saat itu cuma bisa terbengong-bengong.

Giliran menginterviu Dulkemit, sang presiden terpilih awalnya menanyakan pendidikan pemuda gaptek itu. Ketika Dulkemit menjawab bahwa dia sudah berhasil memperoleh ijazah SMA, Pak Jokope merasa kurang senang dengan jawaban itu. Beliau bertanya mengapa ijazah tertingginya bukan SMP dan langsung mempersilakan Dulkemit keluar ruangan. Kasihan, pemuda desa itu tak lulus audisi karena ijazahnya sedikit melebihi kriteria. Dia cuma bisa menangis sesenggukan.

Lain lagi ketika hendak mengaudisi Prof. Dr. Soekardee. Tatkala Pak Presiden Terpilih menyaksikan uban di kepala sang profesor tumbuh demikian lebat, pria yang sebentar lagi dilantik menjadi pemimpin bangsa ini lalu merangkul pakar konstruksi itu sambil berbisik, “Pak, saya butuh orang yang bisa lari kencang. Bapak pulang saja, ya?! Kan lebih enak ngurus cucu ketimbang ngurusin saya….”

Pak Soekardee pun manggut-manggut tanda setuju, menandakan bahwa beliau adalah orang yang amat sangat bijaksana.

Dr. Dessy dan Dr. Tri mungkin yang paling aneh. Ibu Dessy ngotot hanya mau menjadi Menteri Koordinator Perjambanan dan Dr. Tri ngeyel cuma mau menjadi Menteri Informatika yang harus merangkap jadi Duta Besar di Jepang. Pak Jokope langsung angkat tangan, tak mampu mengakomodasi permintaan mereka.

Nah, sekarang tinggal Dr. Dina seorang. Karena rekan KYB-nya hanya tinggal perempuan asal Tjileboet itu, maka disiapkanlah posisi sangat istimewa untuk dirinya.

Pak Jokope menawarkan jabatan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia. Tanpa wawancara yang panjang lebar, Pak Presiden Terpilih itu langsung menyatakan bahwa Dr. Dina akan diangkat dalam jabatan Menko Bidang Pembangunan Manusia. Lalu kata beliau, “Bu Dina, saya hanya ingin mendengar satu saja, satuuuu saja, program sederhana yang akan dilakukan oleh Saudari setelah dilantik nanti….”

“Oh, ada, Pak! Mohon tunggu sebentar….” ujar Dr. Dina sembari berlari kecil keluar ruangan. Lima menit kemudian dia kembali dengan membawa sebuah kentongan.

“Sebagai Menko Bidang Pembangunan Manusia, saya akan menggalakkan kegiatan produktif seperti ini,” katanya lagi sambil siap-siap beraksi.

Sambil memukul kentongan, calon menteri itu bernyanyi keras-keras, “SAUUUUUR.. SAUUUUUUR! Ayo Bapak-bapak, Ibu-ibu, pada banguuuuuuuun… Waktu imsak tinggal setengah jam lagiiiii...!!!”

Tepok jidat deh Pak Jokope….

 

***** SELAMAT ULANG TAHUN KYB TERCINTA *****

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun