Belajar dari Isra dan Miraj

27 Rajab menjadi momen terpenting bagi umat Islam, dimana Rasulullah Saw menerima perntah Allah untuk melakukan perjalanan dari masjidil Haram ke Masjidl Aqsa lalu dari Masjidl Aqsa menempuh perjalanan ke sidratul muntaha. 

Hal ini dterangkan secara gamblang dalam alquran surah AL Israk. Bahwa perjalanan Rasululah saat itu menembus batas pikiran manusia, inilah mukjizat seroang nabi, apa yang kemudian menjadi sangat istimewa dari perjalanan isra dan mikraj ini adalah Rasulullah langsung menerima perintah shalat dari Allah. 

Maka shalat menjadi unsur utama penentu kesuksesan manusia, shalat menjadi perantara hubungan kita kepada Allah, hp yang melemah baterainya perlu di charger lagi, kira kira begitu kehidupan kamum muslim dalam setiap beraktifitas dan berhubungan sesama manusia, settiap lma kali sehari ia berwuduk, memberishkan wajah sampai kakinya untuk melaksanakan shalat. 

Meneriknya bagi kalangan yang mendewakan akal, shalat justru sangat lmiyah dan bisa dijelskan secara akal. Dimana gerakan gerakan shlat menjadi penyebab sehatnya tubuh, apalagi secara kejiwaaan kita sudha terhubung kepada ALlah.

Orang yang selalu mendisiplinkan shalat otomatis keseluruahn daripada dimensi kehidupan dia akan disiplin, dengan kualitas shalat yang ia kerjalan bahkan tak hanya shalat lima waktu, maka kehidupan keluarganya, bisnisnya, kekusaaan di dunianya bahkan smeuanya menjadi terkendali. 

Melalui momentum isra dan mikraj ini, mengingatkan kita kembali untuk terus memperbaiki ibadah shalat kita, bahwa kita butuh membersihkan tubuh saban hari, maka jiwa ini juga perlu dibersihkan, maka caranya adalah mari kita kerjakan shalat dan mari menuju kesuksesan hidup dunia dan akhirat.