Arab Saudi juga dapat menjadikan isu air sebagai sarana memperkuat diplomasi soft power-nya. Dengan berinvestasi dalam teknologi desalinasi dan distribusi air, Saudi dapat menawarkan bantuan teknis kepada negara tetangga. Hal ini akan meningkatkan hubungan bilateral dan memberikan citra positif Saudi sebagai pemimpin yang peduli pada kesejahteraan regional. Saudi juga dapat memanfaatkan platform internasional seperti PBB untuk mempromosikan kerja sama global terkait pengelolaan air, memperkuat perannya di kancah internasional.
Saudi perlu mengembangkan kerangka kerja berbasis data dalam pengelolaan air di masa depan. Teknologi digital, seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), dapat menciptakan sistem pemantauan dan distribusi air yang efisien. Data real-time membantu pemerintah mengidentifikasi kebutuhan air dengan lebih tepat, memastikan alokasi yang adil, dan memprediksi pola cuaca serta kebutuhan air di masa depan.
Selain itu, Saudi harus terus mendorong pendidikan dan kesadaran publik tentang pentingnya konservasi air. Kampanye kesadaran yang melibatkan masyarakat, sektor swasta, dan lembaga pendidikan dapat menciptakan budaya hemat air. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, Saudi dapat menciptakan perubahan perilaku yang mendukung visi keberlanjutan jangka panjang. Upaya ini melengkapi strategi teknologi dan diplomasi yang telah dijalankan, memberikan dampak signifikan dalam menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di seluruh Timur Tengah.
Artikel: Mayang Luciana Fitri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H