Mohon tunggu...
Kanal Data
Kanal Data Mohon Tunggu... Lainnya - Wartawan

Wartawan Portal Berita Online Job Desk Digital Transformasi yang berfokus New Ekonomi, menyajikan artikel dan laporan perkembangan bisnis dan inovasi teknologi terkini, lifestyle , Healty (Kesehatan)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Pertanian Indonesia: Dari Rawa Menjadi Sawah, Menuju Masa Depan Berkelanjutan

12 November 2023   07:48 Diperbarui: 12 November 2023   07:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Transformasi Pertanian Indonesia: Dari Rawa Menjadi Sawah, Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Dalam kunjungan lapangan yang difokuskan pada ketahanan pangan di Desa Ciasem Girang, Ciasem, Subang, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo menyoroti permasalahan serius yang dihadapi Indonesia terkait ketahanan pangan. Isu ini bukan hanya menjadi sorotan saat harga pangan melonjak, tetapi juga sebuah tantangan nyata yang memerlukan perhatian serius dari semua lapisan masyarakat.

Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia

Menurut Laporan Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022, ketahanan pangan Indonesia masih di bawah standar, dengan indeks hanya mencapai 60,2. Masalah utamanya terletak pada ketersediaan pasokan dan kualitas nutrisi. Lonjakan impor beras mencapai 3,5 juta ton menunjukkan urgensi untuk membangun ketahanan pangan berbasis kemandirian.

Ketergantungan pada impor pangan membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga dan perubahan iklim. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

Inovasi Teknologi Biosoildam MA 11: Solusi Berkelanjutan

Teknologi Biosoildam MA 11, hasil temuan Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi M.Eng., penerima Kalpataru 2023, muncul sebagai pendorong positif dalam pertanian Indonesia. Menggantikan metode kimia konvensional dengan praktek organik berkelanjutan, teknologi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga mendukung pertanian yang ramah lingkungan dan tahan terhadap perubahan iklim ekstrim.

Keunggulan Biosoildam MA 11

  1. Efisiensi Biaya: Mampu menekan biaya produksi hingga 50% atau lebih.
  2. Peningkatan Hasil: Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen hingga 200% atau lebih.
  3. Keberlanjutan Ekonomi: Memberikan keuntungan turunan secara ekonomi.
  4. Lingkungan Ramah: Memastikan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
  5. Tahan Terhadap Perubahan Iklim: Menghasilkan komoditas pertanian yang tahan terhadap iklim ekstrim.

Langkah Pemerintah Menuju Swasembada Pangan

Meskipun Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah menegaskan ambisinya untuk mencapai swasembada pangan, tantangan besar masih menanti. Kritik dan harapan dari ahli dan pengamat menekankan perlunya langkah-langkah konkret dan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Hak Lingkungan sebagai Prioritas Nasional

Dalam konteks hak lingkungan, penting untuk menyadari bahwa keberlanjutan lingkungan adalah kunci bagi masa depan yang berkelanjutan. Kesadaran lingkungan di kalangan pemilih muda juga perlu diperhatikan, dan pemimpin baru diharapkan untuk membangun sistem politik dan ekonomi yang mendukung keberlanjutan lingkungan alam.

Total Organik MA-11: Teknologi Mutakhir 4.0

Untuk mencapai target kerja secara terukur dan terkontrol, Yayasan ANSA telah menyiapkan Teknologi Mutakhir 4.0. Ini mencakup digital manual & IoT (real-time) untuk mengontrol kualitas limbah mentah, pembuatan pupuk organik, serta parameter tanah lainnya. Teknologi tractor remote control (RC) dan drone semprot (spraying) juga digunakan untuk olah tanah dan penyebaran mikroba dengan cepat dan akurat.

Akselerasi Transformasi Lahan Rawa Menjadi Sawah

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan rencana akselerasi mengubah lahan rawa menjadi sawah untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Dengan potensi sekitar 1,5 juta hektare lahan rawa, Indonesia berfokus meningkatkan indeks pertanaman untuk mencapai swasembada pangan.

Rencana ini dilakukan secara bertahap, dimulai dengan 1 juta hektare lahan rawa mineral atau lahan tadah hujan yang dapat ditanami padi. Pihak Kementan telah memulai persiapan dengan konsolidasi pemangku kepentingan, termasuk penyediaan bibit dan pupuk.

Masa Depan Bersama untuk Ketahanan Pangan

Dalam memandang isu ketahanan pangan dan lingkungan sebagai prioritas nasional, Indonesia berada pada tahap kritis untuk mengambil langkah-langkah nyata. Partisipasi aktif semua lapisan masyarakat, dari pemerintah hingga masyarakat umum, menjadi kunci menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan inovasi teknologi seperti Biosoildam MA 11 dan transformasi lahan rawa menjadi sawah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun