American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan kecurangan sebagai tindakan disengaja yang mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan. Definisi AICPA mempertimbangkan dua kategori pernyataan yang salah dalam laporan keuangan (AICPA Auditing Standards Board, 2002). Hal ini termasuk kelainan yang timbul dari pelaporan keuangan yang curang seperti pemalsuan catatan akuntansi dan pernyataan palsu akibat penyalahgunaan aset seperti pencurian aset atau biaya penipuan.
Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal. Kecurangan eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap usaha; wajib pajak terhadap pemerintah. Kecurangan internal adalah tindakan tidak legal dari karyawan, manajer dan eksekutif terhadap perusahaan tempat ia bekerja.
Kecurangan laporan keuangan yang dilaporkan baru-baru ini dan jatuhnya pasar saham telah menunjukkan pentingnya kualitas pelaporan keuangan dan audit, serta makna apa yang mungkin menyebabkan terjadinya skandal akuntansi. Runtuhnya perusahaan-perusahaan terkenal seperti Enron dan WorldCom, telah menimbulkan keraguan terhadap efektivitas tata kelola perusahaan, kualitas pelaporan keuangan, dan keandalan fungsi audit.
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap penipuan. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Â fungsi pengawasan ( dewan direksi, komite audit);
2) manajemen yang arogan dan serakah;
3) bisnis tidak pantas yang dilakukan oleh eksekutif senior;
4) tidak efektifnya fungsi audit;
5) regulasi lunak;
6) keterbukaan keuangan yang tidak memadai dan kurang transparan; dan
7) pemegang saham lalai (Rezaee, 2005).
Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu ; keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang berlaku. ( COSO: 1992)
Untuk hal tersebut, kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara -cara berikut:
Membangun struktur pengendalian intern yang baik
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.
Mengefektifkan aktivitas pengendalian
Review kinerja
Pengolahan informasi
Pengendalian fisik
Pemisahan tugas
Meningkatkan Kultur Organisasi
Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Mengefektifkan fungsi internal audit
Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Adanya risiko kecurangan oleh manajemen atau pegawai perusahaan, tindakan illegal, atau tindak penyimpangan lainnya yang dapat mengurangi nama baik / reputasi perusahaan di dunia usaha, atau dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan pencegahan / prevention untuk menangkal terjadinya kecurangan sebagaimana diuraikan dalam bagian sebelumnya.
Namun, pencegahan saja tidaklah memadai, internal auditor harus memahami pula bagaimana cara mendeteksi secara dini terjadinya kecurangan-kecurangan yang timbul. Tindakan pendeteksian tersebut tidak dapat digeneralisir terhadap semua kecurangan. Masing-masing jenis kecurangan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat mendeteksi kecurangan perlu kiranya pemahaman yang baik terhadap jenis-jenis kecurangan yang mungkin timbul dalam perusahaan.
Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan berdasarkan penggolongan kecurangan diatas:
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan keuangan sebagai berikut:
analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase.
analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentase persentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan.
analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan.
2. Asset Misappropriation (Penyalahgunaan Aset)
Teknik untuk mendeteksi kecurangan-kecurangan kategori ini sangat banyak variasinya. Namun, pemahaman yang tepat atas pengendalian intern yang baik dalam pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam melaksanakan pendeteksian kecurangan. Dengan demikian, terdapat banyak sekali teknik yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi setiap kasus penyalahgunaan aset. Masing-masing jenis kecurangan dapat dideteksi melalui beberapa teknik yang berbeda.
3. Corruption (Korupsi)
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan komplain ke perusahaan. Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian dilakukan analisis terhadap tersangka atau transaksinya. Pendeteksian atas kecurangan ini dapat dilihat dari karakteristik (red flag) si penerima maupun si pemberi.
Pencegahan kecurangan memerlukan pendekatan holistik yang mencakup kebijakan, prosedur, dan kontrol internal vang kuat. Hal ini termasuk pemisahan tugas yang jelas, penegakan kebijakan etika dan integritas, pelatihan karyawan tentang risiko kecurangan dan konsekuensinya, serta implementasi sistem pengawasan dan pelaporan yang efektif.
Meskipun strategi dan langkah-langkah pencegahan yang kuat, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mengamankan keandalan informasi keuangan dari praktik kecurangan akuntansi. Tantangan tersebut termasuk kecanggihan teknik kecurangan yang semakin berkembang, ketidakpastian dalam mendeteksi kecurangan yang dilakukan dengan cerdik, dan keterbatasan sumber daya untuk melaksanakan pencegahan dan deteksi kecurangan yang efektif.
Source :
https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/cegah_deteksi.pdf
https://www.researchgate.net/publication/318459332_Detection_Techniques_of_Fraud_in_Accounting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H