Saat kita memuna-muja karya Pramoedya Ananta Toer, kita juga harus ingat bahwa suatu ketika, konon ia pernah bilang kalau "gurunya" adalah John Steinbeck.
Namun kita menikmati buku seperti menikmati permen. Ada yang suka dan ada yang tidak. Banyak yang tak suka pun, pabrik permen tidak akan gulung tikar begitu saja.
Dan saya hanyalah orang yang menikmati serpihan hangat kapsul waktu. Entah kepada siapa harus berterimakasih, ada yang merawat banyak buku-buku bersejarah, hingga tak pernah usang dan tak pernah jadi kertas sedih yang tertakdir mengawetkan nyala perapian.
***
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H