Jadi mungkin sebenarnya tidak ada yang benar-benar gratis, meskipun kita menggunakan Google. Kita memberikan informasi tentang diri kita kepada mereka.
Kita bisa melihat aktivitas kita yang terekam. Kita bahkan bisa mengunduhnya. Dan membacanya anda mungkin akan tercengang. Mungkin membatin, Google tahu sebanyak ini tentang aktivitas saya? Saat mengeceknya di support.google.com
***
Mungkin pada awalnya nampak bahwa Google adalah perusahaan baik yang hendak mengubah dunia. Menjadikannya lebih praktis dan lebih mudah. Misi Google adalah membantu kehidupan umat manusia. Misi Facebook adalah menghubungkan mereka yang berjauhan.
Tapi selalu ada yang meleset dan tak sesuai harapan. Dimana para pengguna memanfaatkan platform positif itu untuk hal yang tak pernah diharapkan para pendirinya.
Berkembangnya hoaks, bertebaran akun-akun palsu yang menyebarkan ujaran kebencian, buzzer, merebaknya paham radikalisme (ISIS banyak mendapatkan pengikut lewat internet) dan lain sebagainya tentu bukan termasuk keinginan para founder platform media sosial.
***
Setiap platform memiliki algoritma yang membuat kita betah berlama-lama di aplikasi tersebut. Mereka memiliki data kita, maka mereka tahu apa yang kita sukai dan kita tak sukai. Apa yang biasanya kita klik dan kita lihat. Mereka memprediksi, dan berusaha hanya akan menampilkan informasi yang kita sukai.
Ada yang namanya notifikasi untuk mengundang kita masuk dan membuka platform tersebut. Mengobati rasa penasaran setidaknya? Saat tiba-tiba ada pemberitahuan dari Facebook bahwa seseorang berkomentar di postingan kita. Kita akan terpancing untuk membukanya. Jika ponsel kita berbunyi, kita jadi penasaran, "dari siapakah?".
Kita tak tahu betul apa yang mungkin muncul di media sosial. Rasa penasaran hanya akan terjawab saat kita terus memainkan jari dan menekannya kebawah. Semakin dalam dan semakin dalam. Apakah seperti bermain "judi"? Mungkin.
Lebih tepatnya mungkin kita sedang berjudi dengan waktu yang kita korbankan didepan layar. Bila rasa puas itu sebanding.