Apakah kita bisa menjadi seperti lautan? Yang tak pernah terpengaruh kata-kata manis, umpatan, atau makian. Tak peduli pada apapun yang diberikan manusia kepadanya, laut sekedar menjadi dirinya sendiri. Dia menjalani peran.
Laut tak pernah membalas keburukan apapun yang diberikan sungai kepadanya. Dia tak menjadi tawar hanya karena hujan tak memiliki rasa, dan muara tak asin sepertinya.
Dia tak pernah memilih warna selain biru, meskipun tiap harinya dibanjiri keruh. Meskipun manusia menodainya dengan aneka macam sampah yang mencoba mengikis segala sikap teguh. Meskipun mungkin dia begitu iri dengan semaraknya warna pelangi yang ramai bergemuruh. Meskipun manusia meminta hingga berpeluh-peluh, bahkan mungkin sampai dunia runtuh.
Dan laut tak pernah memaksa ikan yang tinggal disana menjadi asin, meskipun setiap hari mereka mandi dan bernafas hingga air laut sudah seolah menjadi seperti bagian dari sumsumnya.
Apakah yang lebih indah dari lautan?
***
27 Juli 2020 M.
***
Sekian. Selamat datang bulan Agustus. Selamat tinggal bulan Juli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H