Bibir si kakek nelayan yang lelah itu nampak mengembang senyuman. Wajahnya sumringah bahagia. Tak terbayang kebahagiaan keluarga kecilnya yang menantikan oleh-oleh. Kehidupan di sebuah rumah ada harapan akan bersambung hari itu.
Si kakek yang kapalnya sampai ke dermaga dihantarkan ombak, tak henti-hentinya berterimakasih. "Laut yang baik dan begitu dermawan." Gumamnya.
Sambil berjalan dengan langkah tegap, bersama buih-buih putih dari kibasan ombak, dia meninggalkan pantai. Dengan penuh kebahagiaan.
Tapi laut diam saja. Apakah dia menerima ucapan terimakasih kakek nelayan itu? Orang mungkin tak pernah tahu, karena laut juga tak mau bercerita. Dia sekedar menjadi dirinya sendiri. Meskipun seribu kakek nelayan mengucapkan terimakasih, laut tetap memberikan ombaknya ke daratan. Dan tak ada yang berubah dari lautan, hanya karena kebahagiaan satu orang. Sebab laut sekedar menjalani peran.
Lalu di ujung daratan itu, dimana garis pantai berhenti. Seorang pemuda berjingkrak-jingkrak melompat girang. Tak ada kosakata untuk mewakili kegembiraannya. Mungkin dia orang yang paling nampak senang di seluruh pantai itu, pagi itu.
Pemuda itu baru pergi dari laut. Dia menemukan harta karun mutiara. Berkilauan dan indah tak bisa diungkapkan. Dia pamerkan kepada semua orang yang menyaksikannya. Sambil memproklamasikan diri, "aku kaya."
Orang tak peduli kisah pemuda itu menemukan mutiara. Orang hanya sekedar hanyut dalam euforia. Mereka mengerubungi pemuda itu, mencoba mengobati penasaran. Ingin tahu akan sebuah benda kecil berkilau, yang mungkin saja berharga sebuah rumah atau mobil.
Tapi yang pemuda itu bagikan kepada orang-orang hanya senyuman. Mutiara itu miliknya seorang. "Laut yang begitu kaya, terimakasih sudah berbagi sedikit pundi-pundi."
Tapi laut tak membalas kalimat pemuda itu. Dia tetap tak berubah, seperti saat pemuda itu belum kaya raya. Laut tetap seperti itu. Laut tetap melahirkan ombak seperti biasa.
Tak ada yang berganti, meskipun hari itu laut dituduh sebagai pencuri, pembunuh, pemberi, dan apapun itu. Laut tetap menebarkan ombak, tetap asin rasanya, tetap biru warnanya.
***