Itu sedikit menjelaskan, mengapa orang yang semakin bertambah usianya cenderung tidak lagi tertarik dengan banyak hal. Semakin bertambah pengalaman (bukan hanya nambah pengetahuan) akan semakin tidak banyak bicara kecuali memang yang benar-benar diperlukan. Semakin memiliki skala prioritas kepada hal yang menurut dirinya penting.
Dan kita tahu, definisi "penting" itu akan selalu dinamis. Setiap orang di tiap jenjang usia kadang akan berbeda-beda memaknai apakah hal yang penting dalam hidupnya.
Dulu masih muda, yang penting bisa sekolah dan dapat nilai bagus, berprestasi, dan sebagainya. Lama kelamaan pengalaman hidup mengajarkan jika nilai summa cumlaude sekalipun kadang kurang ada gunanya. Tahu banyak hal sekalipun belum begitu bisa mengubah apapun.
Lalu definisi "penting" akan berubah. Mungkin tentang kebahagiaan, atau bahkan hidup sederhana yang dulu sempat dihindari.
Lalu andaikan kita lebih cepat memahami, dan mengerti bahwa gak ada apapun yang penting dalam hidup ini selain hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.
Bahkan pengalaman kuliah bertahun-tahun jadi dianggap hal yang biasa saja. Meskipun itu di universitas sekelas Stanford atau Cambridge. Padahal dulu hal semacam itu demikian dipuja-puja.
Tapi begitulah yang namanya sebuah proses kehidupan bekerja. Kita tetap butuh sekolah. Dalam sekolah dan kuliah tidak hanya ada materi. Tapi sedikit demi sedikit juga ada pengalaman. Dan sebenarnya tetap butuh belajar dari buku-buku. Meskipun nantinya mungkin ada saja orang yang akhirnya akan menganggap itu kurang penting juga.
Lakukan saja. Dan perlu untuk dinikmati banyak hal yang saat ini masih penting, sebelum suatu hari nanti akan berubah menjadi gak penting lagi...
Saat kamu sudah gak butuh apapun lagi, saat itulah orang-orang akan membutuhkan dirimu, karena saat itulah dirimu akan berguna untuk mereka.
***
Bacaan lanjutannya, coba googling sendiri penjelasan tentang Dunning--Kruger effect atau Dunning--Kruger syndrome. Dan penjelasan panjang lebar tentang bias kognitif. Bukan keahlian saya menjelaskan itu.