Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seni dan Karya yang Besar Menurut WS Rendra

28 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 28 Juni 2020   06:52 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

[Nilai Suksesnya Sebuah Karya]

Jadi, memang dalam prosesnya sebuah karya bisa dipandang sukses atau tidak (bahkan menurut pengamatan seorang W. S. Rendra) tolok ukurnya adalah sambutan hangat masyarakat. Bukan nilai estetika dari penilaian orang yang mengerti, seperti kritikus sastra sekalipun. Jika sebuah karya meledak di pasaran, maka sah dia disebut sebagai karya yang besar. Kadang bahkan entah bagus atau tidak isinya.

Saya gak mengatakan kalau Shakespeare adalah "sastrawan gagal". Hanya karena banyak kritikus seni waktu itu tidak sepaham dengan dia. Kenyataannya, sekarang bahkan Shakespeare atau Chairil Anwar sekalipun banyak dipuja-puja. Kalau mau percaya kritikus seni, maka novel Dan Brown yang berjudul Inferno itu adalah karya yang banyak celah (menurut mereka yang paham).

Tentunya ini sebuah motivasi buat seseorang yang buah tangannya belum dihargai. Bahkan oleh editor Kompas Gramedia. Tunggu saja suatu hari nanti. Dengan cara pembuktian akan masa depan. Biarkan waktu yang berbicara.

"Khalayak ramai adalah alat penunjuk suksesnya 'bentuk seni' yang lebih baik daripada kritikus. Sebab, khalayak ramai selalu punya kenyataan kehidupan yang akan dipakai untuk mengukur relevansi 'bentuk seni' maupun 'isi seni'.

Sedangkan kritikus hanya punya teori seni dan selera seni yang kadang-kadang aneh secara memalukan karena sudah jauh terlepas dari kenyataan kehidupan manusia secara lahir maupun mental." (W. S. Rendra)

Jadi, yang menjembatani antara seorang seniman dengan penikmat seni adalah wujud seni itu sendiri, menurut Rendra. Bukan juga kritikus. Dan boleh saya tambahkan untuk konteks sekarang, bukan editor atau penerbit buku.

Karya yang besar kadang bukan ditentukan oleh seberapa berkualitas. Tapi faktor eksternal yang kadang tak bisa dirasionalkan.

Makanya, kadang karya besar itu bukan melulu sesuatu yang rumit dan kompleks penggarapannya. Tapi kadang justru sesuatu yang sederhana dan tidak muluk-muluk idenya. Bahkan sesuatu yang bahkan menurut banyak orang yang "berkuasa" dianggap gak penting.

Seperti novel Lelaki Harimau Eka Kurniawan. Yang konon gak memenangkan sepuluh besar lomba. Tapi bisa sukses besar diterjemahkan dalam beberapa bahasa. Inggris, Perancis, bahkan Portugis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun