Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ahmad Tohari, Kurma, Kelapa, dan Harmonisasi Budaya

10 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 10 Juni 2020   06:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika masih ada yang mempertentangkan pertemuan Islam dan budaya lokal, maka lihatlah analogi pak Ahmad Tohari tentang kurma dan kelapa.

Mengapa kurma tak mau berbuah di tanah Jawa, dan kenapa kelapa juga enggan hidup di Arab sana?

Islam tidak pernah mempermasalahkan arsitektur, tidak menggugat wayang, tidak mengecam tradisi selamatan tiga hari atau tujuh hari (yang selanjutnya "disesuaikan" menjadi tahlilan).

Namun pohon kurma mempermasalahkan kultur tanah dan iklim tropis Indonesia. Sehingga disini, kurma akhirnya menjadi "tamu", dan tidak bisa "menyatu". Tidak bisa tumbuh subur seperti kelapa.

Andaikan saja kita tinggal di suatu tempat, kemudian disana terus menerus menggugat masyarakat dan tradisi, bukan tidak mungkin akhirnya dengan sendirinya kita yang akan "terlempar" karena tak mampu beradaptasi.

Maka memaklumi perbedaan dan memahami lingkungan itu penting... Agar dimanapun kita bisa hidup, tanpa harus menjadi "tamu". Dimanapun kita bisa diterima, dan segera dapat "menyatu".

Wallahu a'lam...

***
8 Juni 2020 M.

islami.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun