Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Norwegia Wood, Haruki Murakami, dan The Beatles

29 April 2020   04:38 Diperbarui: 29 April 2020   04:40 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat baca-baca review dari Goodreads dan forum diskusi, banyak quote bagus yang diambil dari buku ini.

Tentu bagus itu ya perspektif. Jadi saya gak perlu menulis itu disini.

Ngomong-ngomong, Norwegian Wood sendiri adalah salah satu judul lagu The Beatles. The Beatles demikian populer pada masanya. Judul novel yang diangkat dari lagu sebuah band yang legendaris. Menarik rasanya. Sebenarnya apa sih, hubungan cerita ini dengan lagu itu?

Tidak perlu memaksakan diri membaca sebuah buku. Hanya karena semua orang bilang bagus. Selera setiap orang berbeda. Meskipun semua orang bilang buah durian itu enak, saya tetap aja gak suka. Tapi saya gak berhak dan gak etis mengatakan durian itu gak enak hanya karena saya gak suka. Memberikan review, harus memiliki penilaian yang objektif. Bukan sekedar opini pribadi.

Saran saya, bacalah sesuatu yang sesuai dengan mood dan selera saja. Kalau cuma mengobati penasaran, rasanya akan buang-buang waktu. Entahlah...

Katanya jangan baca buku ini saat sedang lelah. Dan depresi. Karena ceritanya akan semakin menggangu kehidupan nyata. Tapi bacalah saat sedang butuh hiburan dengan kata, bukan dengan cerita.

***

Kadang sebuah karya besar lahir dari ketidaksengajaan. Tidak ada niat sama sekali untuk menulis karya tersebut jadi luar biasa. Niatnya ya pingin sekedar menulis sesuatu. Idenya sederhana. Tapi sambutan dari pembaca ternyata luar biasa.

Sedangkan kadang ada yang berambisi membuat masterpiece. Dengan sepenuh hati dikerjakan. Dengan teliti sampai ke detilnya. Membuat karya yang betul-betul sempurna menurut dirinya. Tapi begitu dilempar ke masyarakat, tidak begitu mendapat sambutan hangat.

Itu mungkin seperti kisah dalam foto di album The Beatles. Album Abbey Road. Foto yang bagi saya nampak sangat klise dan sangat biasa. Saya gak ingin mengecewakan fans The Beatles. Tapi kalau boleh bilang, itu kan cuma foto empat orang menyebrang zebra cross.

Tapi foto itu begitu menginspirasi banyak orang. Demikian legendaris. Demikian fantastis. Katanya foto itu sendiri hanya dibuat sekitar sepuluh menit. Di depan studio musik sendiri pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun