Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah dengan Mediasi Lagu dan Semacamnya

15 April 2020   07:17 Diperbarui: 15 April 2020   07:30 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya berandai-andai, jika saja bisa pembahasannya tidak hanya berhenti sampai di situ, lalu hilang. Dan dilupakan. Atau malah berkutat dan hanya berputar-putar mbahas itu saja. Lalu tidak berkembang. Saya cuma berandai-andai, dan berharap kalau ada kelanjutannya. Itu sebuah awal yang baik. Bagus kalau diteruskan sebagai estafet. Dengan ada kelanjutan ke jalur yang lebih baik. Dan semakin baik. Mengarah menuju pemahaman yang makin menunjukkan Islam itu indah. Ajaran Islam sebenarnya itu mudah. Dengan membentuk pemahaman itu sedikit demi sedikit.

Berawal dari sebuah media dakwah, yang mendorong mereka tertarik untuk tahu lebih dalam tentang Islam.

Ulama sepuh tanah Jawa bukankah ada juga yang demikian. Menanamkan rasa suka kepada Islam untuk masyarakat awam sampai menggelar wayang. Mengajarkan tembang. Tapi pelan-pelan disisipi nilai moral. Lama-lama digiring untuk mengenal Islam seutuhnya. Luar biasa. Pertunjukan Ki Enthus Soesmono juga bagus.

Seperti dakwah dengan sholawat. Mengajak masyarakat umum bersholawat. Mereka yang gak kenal kiai akhirnya jadi suka sama kiai. Sedikit demi sedikit gelaran sholawat disisipi dengan tabligh akbar. Ada ceramah agama walaupun sebentar. Jika sudah ada rasa suka dan seneng, sedikit demi sedikit ditambah. Dan lama kelamaan diarahkan untuk ngaji sepenuhnya. Tentu saja prosesnya lama.

Sayang sekali kalau berhenti di awal, padahal banyak yang mulai tertarik. Namun gak ada kelanjutannya.

Kemarin ada anak kecil yang jadi penasaran dengan Sayyidah 'Aisyah. Pingin diceritani. Betapa senengnya saya dengar kabar semacam itu. Seorang anak kecil yang  senang kepada ahlul bait kanjeng nabi Muhammad Saw. Itu padahal anaknya yang punya inisiatif. Andaikan orang tuanya juga. Misalnya ibunya berkata, "nak, kamu suka lagu kemarin itu toh? Ini saya ceritani kisahnya..."

Tentunya gak mungkin membahas hal yang terlalu sulit kepada masyarakat. Masalah sulit itu konsumsi pribadi. Pembahasan untuk forum terbatas.

Disadari atau tidak, sekarang sulit untuk bisa mencapai tujuan akhir seorang diri. Mungkin harus ada kerjasama yang kuat. Menarik masa dilakukan oleh mereka yang punya kecerdasan sosial tinggi. Jika masa sudah terkumpul, mereka yang punya kecerdasan intelektual mumpuni bisa segera mengambil alih.

Di awal-awal memang seperti angin. Yang arahnya gak tertebak. Mungkin itu malah bisa berbahaya. Saya cuma berandai-andai, jika banyak dari kita yang bisa menangkap arah angin itu. Dan membawanya kepada kebaikan seutuhnya. Perlahan-lahan. Kakek moyang yang memulai, anak cucu yang menikmati.

Mereka yang mengawali dengan bikin lagu, atau membuat pondasi dengan inti yang semacam itu, ibarat para nelayan yang menyiapkan kapal. Lalu beberapa saat kapal itu penuh penumpang. Dan kapal itu berlayar ke tengah laut. Sadarkah betapa berbahayanya perjalanan itu tanpa adanya nahkoda? Di atas samudra, sebuah kapal tanpa kemudi bisa terjebak dalam sisi gelap lautan. Atau bahkan ditenggelamkan badai dan ombak raksasa.

Banyak yang sudah berbondong-bondong naik kapal. Tapi ada saja orang yang malah meruntuhkan dan melubangi kapal itu. Atau meninggalkan pantai, dan peduli pada hal-hal lain. Melupakan yang sebenarnya lebih butuh arahan. Padahal kita tahu, betapa susahnya mengumpulkan penumpang. Tapi berhubung kapal tak segera berlayar, akhirnya penumpang bisa bubar dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun