Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah dengan Mediasi Lagu dan Semacamnya

15 April 2020   07:17 Diperbarui: 15 April 2020   07:30 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari obrolan santai dengan sahabat saya. Sebenarnya tadinya saya gak tertarik juga membahas hal ini. Terlalu jauh dari kapasitas untuk mewujudkan pemikiran kecil ini jadi nyata. Tapi, mungkin boleh saja sejenak berandai-andai dalam teori.

Saya jadi ingat keterangan KH. Bukhori Masruri tentang KH. Abdurrahman Wahid. Gus Dur jika memiliki pandangan dan ide, akan diperjuangkan sekuat tenaga. Meskipun  seorang diri. Menurut keterangan kiai Bukhori tadi. Termasuk dulu dalam ide NU kembali ke khittah, yang dalam mau'idhotul hasanah Kiai Bukhori juga termasuk ide Gus Dur sejak masih menempuh pendidikan di Baghdad.

***

Tapi sudah, akhir-akhir ini gak pernah lagi nonton perdebatan sengit. Sudah jadi jiwa-jiwa yang lebih memilih tampil sebagai penonton setia saja. Kalau bagus ya kasih dukungan dengan tombol like. Kalau merasa terganggu ya blokir.

Rasanya jadi eman-eman, saat sampai harus menghabiskan tenaga dan emosi untuk menanggapi, katakanlah aliran di luar NU yang terlalu ekstrim. Ada hal yang menurut saya sebenarnya lebih penting.

Andaikan saja, perhatian lebih itu bisa dicurahkan pada orang-orang netral yang punya rasa penasaran tinggi dengan agama. Mereka ini butuh arahan. Mereka tanpa diarahkan mungkin bisa rentan. Mudah diajak kemana saja. Jika hati sudah telanjur tertarik.

Masih ingat toh, kemarin ada lagu yang rame-rame itu... Atau dulu juga pernah ada geliat tentang ajakan untuk "berhijrah". Dan itu mendapat banyak respon yang positif.

Saya hanya berandai-andai, mungkinkah ada yang bisa langsung memanfaatkan momen tersebut dengan estafet? Mumpung masih hangat. Maksudnya, fenomena itu sepertinya menjadi semacam kesempatan emas. Maka bagus sekali kalau ada yang bisa membuat arah lanjutan. Menuju hal yang semakin baik. Dengan kemampuan masing-masing.

Bikin sebuah lagu religi jadi viral itu loh gak gampang. Banyak lagu-lagu bagus, tapi ya biasa-biasa aja. Gak sampai semua orang suka dan ikut bicara. Nha, kalau melulu mau dicari-cari kontroversinya, hal apa sih yang gak bisa digoleki salahe?

Hanya saja, kalau santri ya jangan terlalu ikut-ikutan. Maksudnya, kalau belajar sejarah nabi masih dari lagu juga, ya kebangetan. Sasaran lagu itu kan sudah lain. Bukan dibuat untuk orang yang sudah tahu betul. Santri dan akademisi ya belajarnya dari kitab-kitab Siroh Nabawiyah.

Saya ingat dulu ada komentar di lagu Din Salam. Dari non muslim. Mereka jadi terharu dan tertarik dengan nilai-nilai yang dipesankan dalam lagu tersebut. Sekarang kapan lagi menanamkan ketertarikan kepada non muslim tentang Islam, kalau salah satunya gak lewat pendekatan halus semacam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun