"Salah juga!"
Karena kedua jawaban yang diutarakan ternyata salah menurut Qadhi Abu Yusuf, Syaikh Ibrahim kemudian memohon penjelasan.
"Tolong jelaskan." Beliau juga mendoakan guru beliau, "semoga Allah meridhaimu."
Qadhi Abu Yusuf lantas menjawab pertanyaan beliau sendiri dengan jawaban yang agak panjang. "Bagi yang ingin berdoa sejenak di tempat jumrah, maka baiknya dia melempar sambil jalan. Sedangkan bagi yang ingin melempar saja tanpa berhenti untuk berdoa, maka sebaiknya naik kendaraan"
Mendapatkan ilmu baru dari guru beliau, Syaikh Ibrahim bin al-Jarrah kemudian beranjak dari tempat tersebut. Beliau keluar dari rumah Qadhi Abu Yusuf. Mungkin beliau hendak menulis catatan, atau hendak memberikan kabar kepada orang lain perihal masalah fikih tersebut.
Namun sekembalinya beliau, baru sampai di pintu rumah, beliau tiba-tiba mendengar suara teriakan dari arah dalam. Innalilahi wa innailaihi raji'un, Qadhi Abu Yusuf baru saja wafat.
Qadhi Abu Yusuf demikian mencintai ilmu pengetahuan. Benar-benar mengamalkan dawuh "uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi. Tuntutlah ilmu sejak pangkuan ibu, hingga tiba di liang lahat nanti.
(Qimah Zaman 'Inda al-Ulama - Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H