Baca buku pak Dahlan Iskan yang berjudul "Ganti Hati" agak ngeri-ngeri sedap. Terlebih judul bukunya bukan semata majas yang sarat makna hiperbolik atau metaforik. Judul itu memang kata sebenarnya. Bahasa yang lebih mudah dimengerti daripada istilah transplantasi.
Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman beliau ketika menjalani transplantasi hati di kota Tianjin China. Dan setelah buku ini terbit, seingat saya buku ini menjadi semacam "bacaan wajib" bagi pasien yang akan menjalani proses transplantasi di rumah sakit Tianjin tersebut. Bahkan versi bahasa Mandarin nya sudah tersedia.
Hitung-hitung berbagi pengalaman. Berbagi semangat. Tapi bahkan buku ini tidak pernah terbersit masuk dalam daftar tunggu buku yang ingin saya baca tahun ini. Meskipun punya buku ini sudah lama, namun dulu mau membuka sampul plastiknya saja masih sungkan.
Di Indonesia, istilah transplantasi memang agak tabu. Agak menyeramkan. Karena memang belum jamak. Tidak seperti penyakit stroke yang oleh seorang yang sempat saya ajak ngobrol sudah dianggap sebagai penyakit "pasaran". Sudah seperti masuk angin saja.
Dan orang tidak lagi gumun kalau ada tetangga atau kerabat yang terkena penyakit tersebut. Beda sekali dengan waktu saya kecil. Dimana hal semacam itu bisa jadi pembicaraan hangat. Bahan ngrumpi di teras rumah, sambil metani.
Adalah nasihat baik. Bahwa sesibuk apapun, harus tetap peduli pada kesehatan. Peduli pada diri sendiri. Sehebat apapun orang bisa mengatur negara, atau membesarkan sebuah perusahaan menjadi demikian merajalela, orang juga punya tugas kecil. Mengurus diri sendiri.
Hal kecil yang kadang terbalik, bisa mengelola kerajaan bisnis raksasa, tapi tidak memperhatikan raga sendiri. Â Atau terlalu memperhatikan badan hingga tak melakukan hal apapun yang berguna untuk nusa bangsa. Istirahatlah sesekali, agar jika nanti butuh benar-benar istirahat, istirahatmu tak terlalu lama. Atau bahkan ... Ups,
Banyak pengetahuan penting tentang fakta kesehatan. Rasanya tangan ingin menulis banyak sekali. Setelah membaca tulisan itu. Tapi sedikit ditahan. Kan saya bukan pakar kesehatan. Janganlah nantinya terjebak pada pemahaman satu sisi. Walaupun dari sumber terpercaya. Baru baca satu referensi, perasaan sudah merasa menjadi seperti seorang ahli saja.
Pak Dahlan Iskan menuliskan dua pengalaman pribadi beliau tentang dua kali operasi besarnya dengan begitu detil. Beliau memang sempat dua kali operasi besar. Dengan dua sakit berbeda.
Pertama, operasi pengangkatan liver, sekaligus proses transplantasinya. Kedua operasi pemasangan stent, atau orang awam menyebutnya ring. Bukan ring jantung, tapi ring yang dipasang di pembuluh darah.
Kurang lebih intinya sama. Meskipun sebenarnya jauh berbeda. Tapi ini agak lebih "mengerikan". Karena stent yang dipasang sekitar setengah meter. Selang fiber yang super kokoh dan bertahan permanen. Tentu saja karena fiber lebih kuat dari baja.