Masih ingin cerita tentang mas Goen, terlebih selain menulis kolom catatan pinggir yang konon adalah salah satu rubrik terpanjang di dunia, dalam arti tidak pernah libur sejak lahirnya Tempo hingga sekarang, ia juga menulis novel dan kumpulan sajak.Â
Menulis kata pengantar juga. Saya ingat salah satu pengantar buku yang dia tulis untuk pak Sapardi Djoko Damono, atau siapa, agak lupa. Menarik sekali penyampaiannya, sudah lama saya cari-cari, tapi belum ketemu juga. Karena bukunya adalah cetakan lama.
Untunglah Facebook tidak membatasi, bisa berpanjang-panjang bercerita. Tidak seperti Twitter yang mengharuskan bercerita tentang hal penting saja. Disini kita bisa basa-basi. Tidak seperti website, yang walaupun juga bisa berpanjang-panjang, namun sepi. Dan rentan.Â
Punya website masih ada risiko down, dan semua tulisan bisa hilang. Tapi di Facebook lebih aman. Hacker mana yang sanggup membuat Facebook lumpuh total, lalu semua filenya hilang? Pastilah hanya model peretas yang bisa mematikan server Pentagon.
Ide seperti penyakit, yang mengganggu pikiran jika tak dikeluarkan. Jadi maaf jika pagi ini saya mengganggu.
08 Maret 2020 M.
Pagi yang gerimis, untuk hati yang sepi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H