Salah satu kartun yang bertahan sepanjang masa menurut saya, adalah Spongebob Squarepants. Namun yang saya sukai adalah season lamanya. Season baru, musim tujuh ke atas, mungkin... Saya gak begitu ingat. Sudah mulai membosankan. Terlebih kalau lihat penulis naskahnya Mr. Lawrence, mendingan saya gak nonton aja. Cerita season terbaru sudah identik dengan humor negeri Paman Sam yang garing. Creepy. Dan kadang agak gore. Humornya kelewatan bagi saya. Sudah gak lucu lagi, tapi menjengkelkan. Mirip humornya kebanyakan film Cartoon Network.
Benar-benar beda dengan dulu, saat mendiang Stephen Hillenburg masih aktif bukan sebagai produser, tapi sebagai kreator bersama Paul Tibbit. Sangat segar. Sederhana. Cerdas. Dan mampu membuat saya tertawa lepas. Meskipun adik saya yang masih SMP ikut nimbrung nonton di samping saya, dia gak bisa ikut tertawa. Dia bertanya, dimana sih lucunya? Saya jawab, kamu gak akan tahu.
Cerita tentang sekumpulan biota laut. Slice of life yang beberapa agak menentang hukum fisika. Bagaimana mungkin ada hujan di dalam air? Ada badai di bawah air. Ada awan. Bahkan api. Tapi siapa yang peduli...
Beberapa humor Spongebob cukup cerdas. Hingga butuh Bahasa Inggris asli. Jangan diterjemahkan untuk bisa memahami dimana lucunya. Karakter favorit saya, Squidward adalah olok-olok itu sendiri. Squidward itu orang dewasa yang hidup dikelilingi anak kecil, Spongebob dan Patrick, yang gak bisa mengerti dan gak akan pernah mengerti dunia orang dewasa. Seni, musik, waktu santai, dan menikmati hidup dengan menggowes sepeda. Squidward itu suka membaca. Dan dia adalah karyawan yang benci pada bos super pelit dan otoriter, yang ternyata cengeng. Benci pada diktator. Tapi gak bisa berbuat apa-apa. Selain dengan santai bilang, "kalau bisa dilakukan besok, kenapa harus melakukannya hari ini?"
Humor gelap semacam ini belum saya temukan dalam kartun lain. Kecuali The Simpsons, yang memang tidak lagi tayang di Indonesia.
***
Suatu hari Spongebob dan Patrick berkunjung ke rumah Squidward. Ini episode patung lilin itu. Squidward baru saja membuat patung lilin. Yang dikira oleh Spongebob dan Patrick adalah Squidward itu sendiri. Tanpa sengaja, karena ulah konyol Patrick, patung lilin ini mencair. Dengan polos, Spongebob dan Patrick mengira Squidward mati. Terlebih Squidward yang asli ternyata baru selesai mandi, dan keluar dengan efek kemebul. Ada asap yang menambah horor suasana. Dikiranya itu arwah Squidward. Squid memanfaatkan hal ini untuk memperbudak Spongebob dan Patrick. Ia minta pelayanan khas sultan.
Disitulah ada joke yang gak bisa dipahami kalau diterjemahkan. Kurang lebih begini transkrip dalam Bahasa Inggris.
Spongebob: "Here?"
Squidward : "Too hot"
Spongebob: "Here?"
Squidward : "Too wet"
Spongebob: "Here?"
Squidward : "Too Loose lautrec"
Pada bagian Too Loose Lautrec ini oleh dubber Indonesia diterjemahkan dengan kata "Terlalu jauh". Padahal Too Loose Lautrec tidak ada padanan katanya. Too Loose Lautrec sebenarnya clue, yang lebih mirip nama seorang pelukis Perancis era abad 19. Nama lengkapnya Henri Marie Raymond de
Toulouse-Lautrec-Monfa. Apakah buktinya? Lihatlah latar belakang pada scene Spongebob tersebut. Disitu ada lukisannya yang berjudul "Troupe de Mlle Eglantine" yang sudah dimodifikasi. Susah amat sih namanya.
Ampun deh... Mahalnya sebuah tawa. Mau tertawa saja harus paham seni lukis. Coba yang dipakai lukisan Monet atau patung Michael Angelo saja. Kan semua orang bisa paham? Tapi disitulah serunya. Sudah saya bilang adik saya gak akan paham.