Mohon tunggu...
Kamsia ID
Kamsia ID Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Kamsia seorang jurnalis di Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dugaan Pencabulan Murid SD di Lubuk Alung, Lokasinya Bagian Terpenting di Masjid

23 Juni 2023   00:07 Diperbarui: 23 Juni 2023   00:27 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padang Pariaman -- Keluarga korban dugaan pencabulan murid SD di Lubuk Alung, berharap kasus yang menimpa anak mereka diproses cepat. Sebab, mereka khawatir terduga pelaku pencabulan yang belum tertangkap, bisa memicu konflik baru.

Tante (adik dari ibu) korban dugaan pencabulan murid SD di Lubuk Alung itu menceritakan awal terungkapnya kasus itu. Tepatnya pada 24 Mei 2023, setelah korban cerita kepada gurunya di sekolah.


Gurunya mengintrogasi, setelah mendengar si bocah diolok-olok oleh teman-temannya, dengan bahasa yang tidak wajar. "Gurunya yang kaget, langsung bertanya. Kok teman-temannya sampai mengolok-oloknya begitu," ujar wanita 40 tahunan itu, dikutip dari Kamsia.id.

Si korban yang didesak, akhirnya bercerita kepada sang guru. Ia mengaku sudah mendapat perlakuan tak senonoh dari 3 orang pria. Para pelaku dugaan pencabulan murid SD di Lubuk Alung itu, masih warga di lingkungan tempat tinggalnya.

"1 orang terduga pelajar SLTP. Sedangkan 2 lainnya, orang dewasa yang sudah tua. Bahkan sudah punya cucu," beber si tante, sembari menjelaskan di mana tinggal ketiga terduga pelaku tersebut.

Setelah mengetahui kabar buruk itu dari sang guru, tante dan paman korban memutuskan untuk langsung melapor ke Polres Padang Pariaman pada 25 Mei 2023. "Anak kami ini juga divisum. Dan kami juga mendapatkan saksi, yaitu teman sebayanya yang melihat dugaan pencabulan tersebut," paparnya.

Lebih seminggu pascadilaporkan, polisi pun datang ke kediamannya pada Sabtu (3/6/2023). Saat itu, ia bersama si anak pergi dengan petugas ke lokasi-lokasi terjadinya dugaan pencabulan murid SD di Lubuk Alung tersebut. "Salah satu tempatnya itu masjid. Parahnya lagi, dilakukannya di mihrab masjid itu," ungkap wanita 3 orang anak tersebut.

Saat kedatangan petugas kepolisian, pihak keluarganya sedikit lega. Sebab, mereka merasakan keyakinan kasus itu bakal diproses secara cepat. Artinya, para terduga langsung diamankan. "Itu terakhir kami berurusan dengan polisi. Sampai sekarang belum ada lagi kabar terkait kasus ini," ucapnya.

Untuk itu, pihak keluarganya merasa resah menghadapi kondisi tersebut. Terlebih sekarang 2 orang terduga tak ada lagi di rumahnya. "Dua orang dewasa itu pergi keluar daerah, 2 hari sebelum polisi datang ke sini pada Sabtu (3/6/2023). Sampai sekarang tidak terlihat wajah mereka di kampung ini," ucapnya.

Sedangkan terduga yang masih usia SLTP, sambungnya, masih berada di kampungnya hingga sekarang. Bahkan, beberapa waktu lalu keluarga terduga yang masih remaja itu, sempat meminta damai dengan pihaknya. "Tentu kami menolak permintaan damainya. Sebab, anak kami masa depannya sudah dirusak," tegasnya.

Tante korban dugaan pencabulan murid SD di Lubuk Alung itu berharap polisi dapat mengusut cepat kasus tersebut. Sehingga, tidak terjadi konflik di kalangan keluarga mereka dengan keluarga korban. "Keluarga anak kami ini orang tidak mampu. Ayah dan ibunya pun sedikit keterbelakangan mental," ungkapnya.

Bahkan, sampai sekarang ayah dan ibu korban tak diberi tahu olehnya ataupun saudaranya yang lain. Sebab, bisa saja mereka mengambil tindakan ceroboh terhadap keluarga atau para terduga pelaku.

Sedangkan Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, AKP Agustinus Pigai, yang dikonfirmasi terkait dugaan pencabulan murid SD di Lubuk Alung itu, menjelaskan bahwa laporan tersebut masih sedang ditangani pihaknya.

"Para terduga pelaku ini sedang kita lidik. Sebab posisi mereka itu berpindah-pindah. Terakhir terdeteksi keberadaan mereka di Nias. Namun sudah pindah lagi. Nanti kami kabari lagi perkembangannya ya. Terima kasih," jelas AKP Agustinus Pigai yang dihubungi ke nomor telepon pribadinya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun