Mohon tunggu...
Imam Syafii
Imam Syafii Mohon Tunggu... Konsultan - Nowadays English Director

Pengamat dan praktisi pendidikan. Khususnya pendidikan kebahasaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Syarat Guru Merupakan Kurikulum Terbaik ala Nowadays English

4 Mei 2021   06:28 Diperbarui: 4 Mei 2021   06:30 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang guru dikatakan berhasil dalam dunia pengajaran jika para siswanya mampu berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya yang lebih baik. Hal ini selaras dengan pengertian belajar dalam dunia belajar. Yakni belajar sama dengan berubah.

Jika dalam proses pembelajaran tidak terdapat perubahan yang berarti dalam kecerdasan dan pribadi siswa, maka guru harus mengevaluasi seluruh kebijakan, aksi, dan model pembelajaranya. Terlebih leadership di dalam kelas. Berikut 5 hal yang wajib guru lakukan jika ingin seorang guru menjadi kurikulum terbaik bagi para siswanya yang akhirnya akan berdampak pada perubahan siswa.

Leadership Autority

Kemampuan ini mutlak harus ada dalam guru pada umumnya, apa lagi guru bahasa yang notabene seorang pengajar skill yang harus membangun ratusan micro skills dalam satu momen tujuan  pengajaran.

Bukan hanya sekedar leadership, namun leadership yang memiliki otoritas tinggi. Yakni posisi dimana guru sebagai seorang mentor, tutor, dan fasilitator mampu menggerakkan siswa untuk beraksi atau melakukan tindakan praktis dalam pembelajaran.

Jika hanya sekedar leadership, mungkin umumnya guru telah memiliki. Namun otoritas terkadang banyak dilupakan. Tanda seorang guru yang memiliki leadership autoritatif adalah siswa dengan mudah mengikuti instruksi pengajaran, bisa dijadikan tumpuan kesulitan siswa di dalam dan di luar kelas, mampu memoderasi setiap kesulitan dan keadaan kelas kedalam kelas dan keadaan yang nyaman bagi siswa untuk berkembang.

Faktor utama leadership autoritatif ini adalah kemahiran guru untuk melakukan need analysis terhadap kebutuhan siswa, kemampuan untuk menjadi entertainer terbaik bagi siswanya, kemampuan untuk menjadi public figur dan public speaker bagi siswanya, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan bertransaksi dengan sempurna dengan para siswa.

Nah nilai ini akan banyak dijelaskan dengan beberapa sub bahasan dibawah ini.

An Inspiring Spokesman

Nilai ini bisa jadi merupakan turunan dari karakter leadership seorang guru yang otoritatif. Sangat sulit seorang guru menjadi seorang yang menginspirasi siswanya jika dirinya tak memiliki leadership yang baik. Sebagai contoh, siswa cenderung tak memiliki motivasi lebih jika siswa terlebih dahulu menilai guru dengan kredit negatif. Tentu kejadian ini harus dihindari.

Salah satu ciri leadership yang baik adalah Inspiring Spokeseman, yakni apa yang diucapkan guru selalu memberi nas atau kekuatan melakukan bagi siswa. Inilah powernya. Jika anda seorang guru dan tak mampu memberikan instruksi yang efektif, ada baiknya segeralah mengevaluasi diri anda. Karena willy nilly skill ini menjadi kebutuhan dasar seorang guru. Tentu tidak hanya di dalam kelas juga diluar pendidikan formal.

Biasanya an inspiring spokesman mampu diciptakan guru jika guru memiliki kepribadian. Yah kepribadian. Kepribadianlah kaca kunci utama untuk mengunci skill ini. Sudah barang pasti kepribadian ini bisa dididik dan dikembangkan oleh anda sebagai seorang guru.

Kepribadian apa? Digugu dan ditiru. Percaya atau tidak, jika anda selaku seorang guru mampu memberikan contoh, katakanlah seorang pribadi yang disiplin terhadap waktu dan tugas-tugas siswa. Tentu siswa akan menandai anda sebagai seorang yang disiplin yang akhirnya mau tak mau mereka akan mengikuti ritme mereka. Walau kenyataannya tidak semua siswa dengan tulus melakukan itu. Namun dalam pendidikan berlaku hukum pengulangan akan melahirkan kebiasaan.

Inilah contoh kepribadian itu. Tentu anda selaku guru perlu memiliki banyak kepribadian positif bukan. Namun percayalah, an inspiring spokesman sangat bergantung kepada kepribadian guru.

Agent of Change

Kemampuan selanjutnya adalah agent of change. Tentu ini sangat relatif mengingat proses yang cukup lama akan menyelimuti anda selaku guru untuk membentuk sebuah perubahan. Yah perubahan. Karena kita sepakat bahwa BELAJAR SAMA DENGAN BERUBAH bukan.

Kemampuan agent of change guru banyak dibangun melalui pemahaman karakter dan kebiasaan siswa yang nantinya akan dijadikan maping awal untuk menuju ke karakter dan kebiasaan baru sesuai dengan pelajaran yang akan di ampu siswa di dalam maupun di luar kelas.

Dengan memahami karakter dan kebiasaan siswa, guru bisa dengan mudah masuk dan menyelam ke dalam dunia siswa hingga pucuknya adalah mengarahkan dunia mereka ke dunia kebiasaan baru sesuai pelajaran yang diampu.

Contoh, jika anda pengajar bahasa Inggris dan ingin siswa anda menguasai speaking dasar, tentu anda perlu memberikan treatmen awal untuk sekedar mengetahui kemampuan dasar bahasa Inggris siswa ini. Selanjutnya anda putuskan dari mana mereka akan memulai serta porsi pelajaran yang harus mereka serap.

Setelah itu, anda mengidentifikasi dan mengenali siswa dengan lebih dalam ketika pelajaran atau penugasan berlangsung. Dari situ anda mengetahui apakah siswa mampu menyelesaikan tugas dan tantangannya atau mereka masih memiliki pekerjaan lain seperti contoh motivasi belajar.

Jika iya, disitulah peran anda diperlukan. Mengenali kebiasaan yang memantik motivasi siswa menjadi penting dalam tahap ini. Bagaimana mungkin kita bisa membantu siswa dengan baik jika kita salah menentukan persoalan utama siswa? Barulah anda memberikan beberapa alternatif solusi untuk siswa kerjakan. Jika siswa menunjukan perubahan yang baik dalam pola solusi anda, disitulah perubahan terjadi.

Deeper and Wider

Selanjutnya karakter guru yang harus ada adalah deeper dan wider. Maksudnya adalah bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih dalam dan luas dari pada siswa yang anda ajar.

Bagaimana anda menginspirasi siswa jika kemampuan dan pengetahuan guru setara atau bahkan di bawah siswa? Apalagi dijaman sekarang yang percepatan informasinya melebihi batas umum informasi yang diperlukan manusia.

Tentu ini pertanyaan yang sangat mendasar bagi guru. Maka sudah sepatutnya memperdalam sisi keilmuan dan pengalaman dalam menggunakan skill ilmu anda menjadi pokok tanpa ampun.

You're A Perfect Creator

Bagaimana seorang siswa bisa menjadikan gurunya sebagai seorang inspirator jika gurunya tak memiliki karya apapun yang bisa menjadi model bagi siswa di dalam kelas? Yeah jadilah seorang guru yang creator. Banyak karya yang bisa dinikmati siswa serta penuh dengan gagasan inspiratif.

Sebagai contoh, jika anda seorang guru yang suka menulis, mungkin tulisan anda di platform nasional bisa menjadi bagian dari ranah ini. Jika anda seorang performer, prestasi dibidang performer bisa menjadi bagian penting dalam otoritas ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun