Mohon tunggu...
Imam Syafii
Imam Syafii Mohon Tunggu... Konsultan - Nowadays English Director

Pengamat dan praktisi pendidikan. Khususnya pendidikan kebahasaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nowadays English Teaching Activities: Principles to Practices

6 Maret 2021   09:47 Diperbarui: 6 Maret 2021   09:50 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nowadays English sebagai sebuah teacher belief tentu memiliki kerangka teori dan praktis dalam pelaksanaannya. 

Selain sebagai sebuah landasan keyakinan guru, kerangka ini juga berfungsi sebagai road map dalam pengajaran bahasa Inggris yang berhasil. 

Nowadays English teaching activites secara teoritis banyak menyandarkan diri pada pandangan H Douglas Brown (2000), seorang metodologist yang telah memberikan kontribusi banyak dalam language teaching. 

Sedangkan secara praktis, Nowadays English banyak menyerap pola pikir, dan madzhab yang digagas oleh Jack C Richard.

Kendati demikian, masih banyak pendapat para ahli lainnya juga menjadi bagian penting dalam pengembangan Nowadays English teacher belief sebagai kerangka praktis penerapan di dunia pengajaran.

Teaching Activities

Seperti dipaparkan sebelumnya, Nowadays English teaching activities banyak mengadopsi pendapat H Douglas Brown. Sehingga perlu dipaparkan semua pendapat tersebut untuk memberikan gambaran utuh (Brown: 128: 2000). 

An activitiy refers to a virtually anything that learners do in the classroom. More spefically, when we refer to a classroom activity, we usually refer to a reasonably unified set of student behaviors, limited in time, preceded by some direction from the teacher, with a particular objective.

Penjelasan ini secara ringkas menyebutkan bahwa aktifitas merupakan semua hal yang dilakukan seorang siswa di dalam kelas untuk mencapai tujaun belajar mereka. Tentunya aktifitas tersebut berbatas waktu, dan diawali dengan sebuah arahan (instruction).

Namun perlu dicatat bahwa definisi diatas berdasarkan sepenuhnya kepada sisi siswa, atau lebih dikenal learning activities. Learning activity ini lebih spesifik dikenal dengan student roles.

Sedangkan dari sisi trainer, guru, coach, activities merupakan semua kegiatan pengajaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan tertentu, (contoh: mampu menyampaikan ide).

Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa activities di dalam memiliki dua dimensi; guru dan siswa. Cukup fair untuk mengatakan bahwa aktifitas di dalam kelas merupakan seluruh kegiatan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Nowadays English Teaching Activities

Karena Nowadays English merupakan sebuah keyakinan guru atau pola berhasil guru dalam membantu siswa mencapai tujuan belajarnya, maka Nowadays English teaching activities merupakan ujung tombak teacher beliefs tersebut.

Seperti dijelaskan dalam article Nowadays English Teacher Beliefs sebelumnya, bahwa Nowadays English memiliki 5 cicles formula of Language Teaching Conception Structure. Mereka adalah grammar for speaking & vocabulary in Use (English expressions) sebagai fondasi, listening, reading, & writing menjadi skills antara atau pengantar, dan yang terakhir adalah speaking sebagai tujuan.

Seluruh Nowadays English teaching activities ini diarahkan sepenuhnya untuk mencapai tujuan speaking competence. Dimana seorang siswa harus mampu berkomunikasi secara interactional dan transactional serta verbal performance (Richard: 2008).

Setidaknya Nowadays English Teaching Activities melandaskan dirinya kepada tiga teori besar sebagai berikut.

  1. Communicative Language Teaching practice
  2. Task Based Language Instructions
  3. Speaking as Performance

Teaching Grammar for Speaking dan Vocabulary in Use Sebagai Fundamental Content Nowadays English

Grammar selama beberapa dekade menjadi momok bagi peserta didik semakin hari semakin surut sifat kemomokannya. Bagaimana tidak, dahulu grammar di pelajari dengan orientasi deskriptif. Artinya siswa lebih banyak dikenalkan dengan format, rumus, dan pola dari pada bagaimana menggunakan sebuah rangkaian untuk menyatakan sebuah arti atau maksud.

Selama itu pula para pelajar bahasa harus mengenali, menghafal setiap istilah atau nama dalam pelajaran grammar, serta mengikuti pola grammar deskriptif ini yang tak jarang malah tidak memberikan makna kontekstual.

Fakta tersebut telah melatarbelakangi Communicative Grammar lahir ke permukaan yang akhirnya menjadikan tanda awal berakhirnya model deskriptif grammar ini. 

Communicative Grammar sebagai sebuah alternatif menawarkan pembelajaran grammar yang berorientasi kepada makna atau maksud. Orientasi ini berkeyakinan bahwa pembelajar bahasa tidak perlu membahas keseluruhan konten bahasa Inggris. Mereka cukup menjadi seorang user, yakni menggunakan bahasa Inggris yang berterima secara umum.

Atas kenyataan inilah, detik ini kita banyak disajikan model-model exercise yang bisa langsung digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Teaching vocabulary di sisi lain, telah banyak mengalami perubahan seiring perubahan mindset dalam pengajaran grammar. Dahulu kosakata lebih banyak dihafal dan dipraktikan dengan menggunakan pola grammar deskriptif, sekarang bisa dengan mudah diaplikasikan dengan model-model komunikatif dan berterima secara umum.

Dengan demikian, Nowadays English lebih banyak berorientasi mencetak language user atau pengguna bahasa dari pada seorang pakar atau penganalisis bahasa. 

Sekarang kita bisa dengan sangat sederhana memahami serta menggunakan kolaborasi grammar for speaking dengan vocabulary in use dalam satu paket, English expressions. Para pembelajar bisa dengan mudah berlatih dan menggunakan English expressions ini dalam konteks kehidupan mereka.

Tentu hal ini tidak berlebihan. Grammar for speaking plus Vocabulary in use sudah benar-benar sangat portable dan acceleratif dibandingkan konsep predessessornya. Kolaborasi ini (Grammar for speaking & Vocabulary in Use).

Teaching Reading, Listening, dan Writing Sebagai Skills Pengantar

Dalam konsep Nowadays English Teacher Beliefs, teaching reading memiliki keunikan tersendiri. Di level dasar, reading lebih banyak berfungsi sebagai skill pembentukan skemata siswa atau skill pengantar. Selain itu, reading aloud juga banyak membantu siswa untuk berlatih pronunciation.

Pronunciation praktis banyak menggunakan skill reading ini. Sehingga siswa tidak perlu berlatih word-by-word pronunciation. Siswa sepenuhnya berlatih pronunciation dalam konteks atau dalam kalimat dan juga frasa.

Di level reading aloud ini, rata-rata siswa menggunakan model retelling the text untuk membangun speaking as performance mereka. Sedangkan untuk level comunication atau conversation, siswa secara mandiri bekerja dengan Questioning (Yes/no dan WH questions).

Untuk level selanjutnya siswa lebih banyak bekerja dengan extensive reading. Di level ini siswa banyak menyerap kosakata aktif yang selanjutnya menjadi bekal mereka untuk mengungkapkan ideas dalam speaking section.

Teaching listening di sisi lain, juga berperan sama dengan reading. Di level awal siswa hanya banyak menggunakan teknik listening for gist untuk mengidentifikasi word-by-word meaning. Selanjutnya teknik listening for a specific information di pelajari untuk membentuk idea siswa sebagai discourse awal mereka mengungkapkan ide dalam speaking section.

Akhirnya writing menjadi satu-satunya produktif skill pembentukan idea secara lengkap. Siswa banyak bekerja dengan teknik brainstorming untuk memproses kosakata yang mereka serap dalam reading dan listening section.

Teaching Speaking

Seperti telah dipaparkan sebelumnya, dalam Nowadays English Teacher Beliefs, speaking menjadi ujung tombak dari semua skill kebahasaan yang dibangun. Fundamental bahasa seperti Grammar for Speaking, Vocabulary in use, dan skill pengantar seperti reading, listening, dan writing mengantarkan siswa bisa secara aktif mengembangkan skill speaking mereka.

Secara interaksional dan transaksional, siswa banyak mengembangkan wacana dengan formasi grammar for speaking - vocabulary in use ke listening dan reading skills. Sedangkan secara performance siswa mengembangkan speaking skillnya dengan format grammar for speaking - vocabulary in use - reading - writing ke speaking.

Atau bisa sebaliknya menjadi grammar for speaking & vocabulary in use - listening - writing ke speaking. Ketiga model tersebut bisa digambarkan menjadi formasi 2-3-1. Inilah the 5 cirles of Nowadays English Teaching Practice.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun