Saat ini, kau sedang berada di ambang kebahagiaan besar dalam hidupmu. Kau akan segera menikah, membangun rumah tangga, dan memulai kehidupan baru. Sebagai ayah biologismu, aku memiliki tanggung jawab agama untuk menjadi wali pernikahanmu. Bukan karena aku ingin mengambil hak itu dari Iyan kakak lelakimu yang mungkin jadi wali pernikahanmu, tetapi karena aku ingin menegaskan posisiku sebagai ayahmu---bukan hanya menurut hukum agama, tetapi juga sebagai pria yang ingin berdiri di sisimu, walau hanya sekali, di momen paling penting dalam hidupmu
Anakku Ayu,
Jika air mata ayah bisa menghapus semua keraguanmu, maka biarkan air mata ini tumpah untukmu. Jika kata-kata ayah tak mampu menjelaskan segalanya, biarkan cinta ayah, yang meski tersembunyi selama bertahun-tahun, menjadi bukti bahwa aku adalah ayahmu. Ayah tidak meminta kau melupakan almarhum Arif. Ayah hanya meminta agar kau memberiku ruang kecil dalam hatimu, untuk berdiri disampingmu dan menyerahkan tanganmu kepada Mas Tirto pria yang kau cintai, sebagaimana aku dulu pernah menyerahkan cintaku untuk mamahmu Melly.
Jika surat ini tak cukup menjelaskan perasaan Ayah, Ayu, maka bukalah hatimu kepada Ayahmu. Lihat ke dalam mata Ayah, dengarkan detak jantung Ayah yang selama ini memanggil namamu "Ayu" dalam setiap menjelang tidur Ayah. Ketahuilah bahwa seorang ayah tidak pernah berhenti mencintai anaknya, meskipun dunia menempatkannya dalam bayang-bayang.
Dengan segala cinta, doa, dan harapan,
Ayahmu,
Kamni
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI