Bila ikatan persatuan terlepas, dan warna-warni kebhinekaan mulai terkupas
Disitulah negeri bak biduk dipusaran bahtera lepas, terhempas bebas
Kaum yang merasa mewakili Ilahi, mulai mempersekusi mencari pembenaran diri
Dalil-dalil surgawi dijadikan diksi memperdayai anak negeri...
Politisi yang seharusnya mengawal konstitusi, ikut berdakwah demi KHILAFAH
Mereka bersekutu melacurkan ideologi yang sudah ter-tata demi kuasa
Otoritas tertinggi pada strata Ulama, yang seenaknya mencipta fatwa
Tak ada lagi tenggang rasa sesama, yang ada hanya kepentingan akidah...
Dibelahan pulau lainnya yang berbeda keyakinan, sibuk berbenah, untuk berpisah dari bumi pertiwi
Ini bukan sekedar membela harga diri, tapi ingin terbebas dari intimidasi tirani
Tak ada lagi ruang diskusi, dibenak mereka konstitusi harga mati
Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi menjelma negeri tak ramah dengan populasi pengungsi...
Haruskah semua akan terjadi, hanya karena superioritas umat Yang merasa lebih bermartabat
Mengenyampingkan perbedaan demi hajat syahwat sang penghujat
Kini negeri pseudo kiamat, yang tak menjadi rahmat semesta umat
Semoga ini sebatas mimpi dipanas siang menyengat, untuk bahan renungan bani sesat...
Bonjae Minggu siang 25/8/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H