Mohon tunggu...
Kamiliya Naurah Yasmin
Kamiliya Naurah Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030098 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Sedang menjalankan misi jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Pedagang di Alun-Alun Kidul: Penggerak Ekonomi Lokal Yogyakarta

23 Juni 2024   16:19 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:27 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk tetap relevandan menarik bagi para pelanggan, inovasi menjadi hal yang sangat penting. Pak Slamet, misalnya, tidak hanya mempertahankan resep wdang rondenya yang otentik, tapi uga mencoba varian yang baru. "Saya mulai menambahkan variasi seperti wedang ronde dengan susu atau pandan untuk menarik minat para pelanggan," jelasnya. Inovasi pada produk seperti ini membantu para pedagang tetap menari di mata pelanggan, terutama generai muda yang mencari pengalaman yang baru.

Selain inovasi pada produk, adaptasi dari teknologi juga menjadi aspek pentik lainnya. Pedagang kini semakin sadar akan pentingnya kehadiran didital untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Media sosial menjadi alat promosi yang efektif. "Kami seringmemposting foto dagangan di Instagram dan memerikan informasi lokasi jualan. Ini sangat membantu menjangkau lebih banyak pelanggan," kata Pak Slamet. Media sosial tidak hanya membantu dalam promosi, tapi juga dalam membangun komunitas para pelanggan yang setia.

Pandemi juga mendorong pedagang untuk memanfaatkan platform e-commerce. Pak Slamet misalnya, mulai menjual wedang ronde melalui platform online. "Ini cara kami untuk tetap bertahan di masa yang sulit. Meskipun penjualan tidak sebanyak biasanya, setidaknya masih ada pendapatan," jelasnya. E-commerce menjadi jalan bagi para pedagang kecil untuk tetap bertahan meski di tengah penurunan pengunjung.

Solidaritas dan komunitas

Di balik kesibukan dan tantangan yang dihadapi, solidaritas di antara pedagang di Alun Alun Kidul menjadi fondasi kekuatan bagi mereka. Pak Slamet bercerita bahwa ada semangat saling mendukung di antara pedagang. "Kami sering berbagi tips tentang cara meningkatkan penjualan atau menemukan pemasok bahan baku yang lebih baik. Ini membantu kami semua untuk tetap bertahan," katanya. Solidaritas ini menciptakan lingkungan yang kolaboratif dan mendukung.

Pak Slamet juga menyoroti bahwa para pedagang sering membantu satu sama lain dalam hal finansial. Bentuk dari solidaritas ini mencerminkan nilai nilai kekeluargaan yang kuat di antara pedagang, yang menjadi kekuatan tambahan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Harapan dan dukungan

Para pedagang si Alun Alun Kidul memiliki harapan besar untuk masa depan. Mereka berharap adanya dukungan yang lebih besar dari pemerintah dalam bentuk pelatihan dan akses ke modal. Selain itu, menekankan akan pentingnya akses ke pinjaman modal dengan bunga rendah yang bisa membantu pedagang kecil untuk memperluas usahanya.

Pak Slamet juga berharap agar pemerintah terus memperhatikan fasilitas dan kebersihan di Alun Alun Kidul. "Jika tempat ini bersih dan nyaman, pengunjung akan lebih banyak yang datang, dan ini baik untuk bisnis kami," tambahnya. Infrastruktur yang baik dan promosi wisata yang terus dilakukan dapat meningkatkan daya tari Alun Alun Kidul sebagai destinasi wisata, yang pada gilirannya akan menguntungkan pedagang lokal.

Refleksi dari kisah Pak Slamet

Kisah dari Pak Slamet di Alun Alun Kidul adalah salah satu bukti yang nyata dari peran penting UMKM dalam ekonomi lokal. Pedanag seperti Pak Slamet tadi tidak hanya berkontribusi pada ekonomi, tapi juga menjadi tradisi kuliner dan budaya lokal tetap hidup. Dengan semangat inovasi dan adaptasi, mereka terus berusaha memberikan yang terbaik bagi para pelanggan dan komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun