Mohon tunggu...
Kamiliya Naurah Yasmin
Kamiliya Naurah Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030098 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Sedang menjalankan misi jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Miskinnya Kosakata Bahasa Indonesia: Tantangan dan Upaya Pelestarian

26 Mei 2024   21:03 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:41 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan lingua franca yang digunakan oleh lebih dari 270 juta penduduk di Indonesia. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memainkan peran vital dalam menyatukan beragam suku, budaya, dan bahasa daerah lainnya di Indonesia. Namun, ada kekhawatiran mengenai miskinnya kosakata Bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya.

Penyebab miskinnya kosakata Bahasa Indonesia

  • Dominasi bahasa asing

Salah satu penyebab utama miskinnya kosakata Bahasa Indonesia adalah dominasi bahasa asing, terutaman bahasa Inggris, dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, dan bisnis. Banyak istilah teknis dan ilmiah yang langsung diadopsi dari bahasa Inggris tanpa terjemahan yang memadai. Hal ini menyebabkan Bahasa Indonesia kekurangan padanan kata yang sesuai untuk berbagai konsep modern.

  • Kurangnya pengembangan kata baru

Proses pengembangan kata baru dalam Bahasa Indonesia sering kali lambat dan tidak sistematis. Berbeda dengan bahasa-bahsa lain yang memiliki badan khusus untuk menciptakan dan mengesahkan kata-kata baru secata teratur, Bahasa Indonesia kurang memiliki mekanisme yang kuat untuk hal ini. Akibatnya, banyak istilah baru yang muncul tanpa panduan yang jelas, sehingga kosakata tidak berkembang secepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  • Pengaruh bahasa daerah

Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah, dan banyak penutur asli Bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa daerah mereka dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa daerah yang dominan dalam berbagai konteks kadang-kadang menghambat penambahan kosakta Bahasa Indonesia, karena orang lebih sering menggunakan kata-kata dari bahasa daerah mereka.

  • Pendidikan dan kebiasaan membaca

Rendahnya minat baca dan kualitas pendidikan juga berkontribusi pada miskinnya kosakata Bahsa Indonesia. Kurangnya paparan terhadap berbagai jenis bacaan, baik fiksi maupun non-fiksi, membuat banyak orang tidak familiar dengan kosakata yang lebih luas. Buku-buku dalam Bahasa Indonesia juga sering kali kurang mendalam dalam menggunakan variasi kosakata yang kaya.

Dampak miskinnya kosakata

  • Pembatasan ekspresi

Kosakata yang terbatas membatasi kemampuan seseorang untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan mereka secara mendalam. Ini bisa menghambat komunikasi yang efektif dan mengurangi kualitas diskusi intelektual. Ketidakmampuan untuk menemukan kata yang tepat sering kali membuat pesan menjadi kurang jelas atau terlalu sederhana.

  • Keterbatasan dalam pendidikan dan penelitian

Dalam konteks pendidikan dan penelitian, miskinnya kosakata bisa menjadi hambatan signifikan. Banyak konsep ilmiah dan teknis yang tidak meiliki padanan dalam Bahasa Indonesia, sehingga sulit bagi siswa dan peneliti untuk memahami materi yang kompleks tenpa mengandalkan ietilah asing. Ini bisa mengurangi kualitas pendidikan dan penelitian di Indonesia.

  • Tantangan dalam pelestarian budaya

Bahasa adalah salah satu aspek penting dari budaya. Miskinnya kosakata dalam Bahasa Indonesia bisa menyebabkan pelestarian budaya menjadi lebih sulit. Banyak ungkapan budaya dan tradisi yang tidak bisa diterjemahkan dengan tepat, sehingga makna dan nilai-nilai budaya tersebut bisa hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun