Mohon tunggu...
Kamiliatul Khulaidah
Kamiliatul Khulaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ayah, Sosok Pahlawan Hidupku

14 Desember 2024   18:34 Diperbarui: 14 Desember 2024   18:34 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ayah adalah sosok pendiam dan tidak banyak bicara, tetapi semua tindakannya selalu penuh makna. Di mataku, ayah adalah pahlawan yang tak bisa digantikan oleh apapun. Dengan tubuh ayah yang sudah mulai menua dan tangan ayah yang kasar karena kerja keras, ayah tetap berdiri tegap sebagai pelindung dan penopang keluarga kami.

Pagi hari adalah saat ketika aku sering melihatnya bersiap-siap untuk mengajar disekolah. Walaupun kantung matanya menunjukkan kelelahan, ia selalu menyambut kami dengan senyum. Setiap pagi ayah selalu ingin diantarkan ke sekolah oleh ku. Tidak ada keluhan yang keluar dari mulutnya, meskipun aku tahu betapa berat tanggung jawab yang ia pikul.

Namun, kehangatan seorang ayah tidak selalu terlihat dari kata-kata. Ayah adalah orang yang diam-diam memperbaiki genteng bocor di malam hari, memastikan lampu kamar tetap menyala, memastikan anaknya sudah tidur dengan nyaman atau belum, dan tanpa henti memikirkan masa depan anak-anaknya. Ayah jarang mengungkapkan rasa sayangnya secara langsung, tetapi aku bisa merasakannya dalam setiap tindakan kecil yang ia lakukan.

Saat malam tiba, aku sering mendapati ayah duduk di ruang tv menonton televisi, menikmati secangkir kopi sambil bercanda tawa dengan ibu. Kadang, aku ikut tiduran di sampingnya, dan tanpa banyak kata, ayah selalu mengusap kepalaku, mengusap punggungku, supaya aku tidur, karna itu lah hal yang sering dilakukan ayah saat aku kecil. "Putri kesayangan ayah sudah dewasa sekarang, cantik seperti ibu,Nak kamu harus tau bahwa hidup itu soal tanggung jawab "katanya pada malam itu. Kalimat itu terus terngiang di pikiranku, menjadi kekuatan untuk menjalani hari-hariku.

Bagi sebagian orang, ayah mungkin hanya seorang laki-laki biasa. Namun bagiku, ayah adalah segalanya. Sosok yang mengajarkan arti kerja keras, pengorbanan, dan cinta yang tulus tanpa pamrih. Ayah, meskipun jarang mengatakan "Aku sayang kamu," tapi aku tahu ayah selalu mencintai kami lebih dari apa pun di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun