Mohon tunggu...
Kamilia Khusna
Kamilia Khusna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA DINI

8 Juni 2017   08:57 Diperbarui: 8 Juni 2017   09:04 8927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.

Bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Usia dini merupakan masa kritisKonsisten bentukan karakter seseorang, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mengkin kepada anak-anak adalah kunci utama membangun bangsa. Menurut para pakar penelitian anak dalam perkembangan otak manusia (neouroscience) apabila pada usia dini pada anak tidak diberi pendidikan, pengasuhan, stimulasi yang baik maka akan berpengaruh terhadap struktur perkembanagn otaknya, hal ini terjadi karena perkembangan otak amat pesat terjadi pada usia dibawah 7 tahun dimana 90 persen otak sudah terbentuk pada usia ini.

Karakter berasal dari kata yunani charassein yang berarti mengukir sehingga terbentuk suatu pola artinya memiliki karakter yang baik adalah tidak secara otomatis dimiliki setiap manusia begitu ia dilahirkan tetapi memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan pendidikan. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dapat terwujud jika anak tumbuh dilingkungan yang berkarakter, fitrah anak yang terlahir suci dapat dikembangakan secara optimal, ini memerlukan peran serta semua pihak keluarga, sekolah dan seluruh komponen yang ada dalam masyarakat contoh lembaga keagamaan, perkumpulan olah raga, komunitas bisnis dan lain-lain. Oleh karena itu pendidikan karakter disekolah terutama usia TK dan SD juga perlu dilakukan tentunya sesuai dengan tahap perkembangan umur anak.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, karakter anak bisa dibentuk dan dibangun sejak usia dini, tidak peduli riwayat orang tua anak tersebut, jika anak dididik dan dibimbing dengan sangat baik maka sangat besar kemungkinan sifat dan sikap orang tua yang tidak patut ditiru dan diturunkan bisa dihilangkan dari anak. Dan berikut beberapa tips bagaimana membentuk karakter anak yang baik dan berkualitas:

Konsisten

Orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap keadaan anak, begitu juga dalam membangun karakter anak. Orang tua memiliki peranan yang sang penting. Untuk itu dalam membangun dan membentuk karakter anak, orang tua juga harus memiliki perilaku yang baik, mulai dari cara berbicara sampai tingkah laku harus baik dan orang tua harus menerapkan semua itu dihadapan atau dibelakang anak dengan baik
Berkelanjutan (Continue)
Dalam membangun dan membentuk karakter anak, orang tua tidak hanya menerapkan konsistensi anak dalam berperilaku yang hanya dilakukan pada waktu dan keadaan tertentu saja. Akan tetapi untuk menumbuhkan dan melekaktkan karakter ini kepada anak maka orang tua harus melakannya secara terus menerus, berkelanjutan dan berkesinambungan
Tentunya dalam menerapkan ini dilakukan dengan cara membimbing yang baik, pola asuh yang benar dan pendidikan yang baik yang dilakukan sejak usia dini sampai usia dewasa. Dan proses ini juga harus disesuaikan dengan perubahan usia anak, semakin dewasa anak maka pembentukan karakter semakin bertambah namun jika karakter baik sudah tertanam sejak usia dini maka dengan sendirinya anak akan mengikuti karakter yang ada dalam dirinya tersebut

Konsekuen

Tidak selamanya apa yang diberikan orang tua kepada anak berjalan dengan baik, tentu ada hal-hal kencil yang bisa membuat kedua berada dalam satu argumen dan pertentangan. Untuk itu jika anak berbuat salah, maka orang tua harus tetap memberikan pelajaran kepada anak-anak, hal ini bertujuan untuk mengajarkan rasa tanggung jawab dan memahami tentang sebuah kesalahan dan hukuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun