Judul : Maryam
Penulis : Okky Madasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Hal : 275
"Yang namanya keyakinan memang tak bisa dijelaskan. Ia akan datang sendiri tanpa harus punya alasan" h.55
Disclaimer aja, kali ini buku yang aku resensi sedikit sensitif. Pastikan kalian punya rasa kemanusiaan yang tinggi jika ingin membaca buku ini.
Novel ini menceritakan tentang mereka yang terusir karena iman. Tentang mereka yang tak hentinya mempertanyakan 'dimanakah keadilan?'.
Mengangkat kisah nyata dari jemaat Ahmadiyah di Gegerung Lombok yang berkali-kali menerima diskriminasi karena mereka memiliki perbedaan iman dengan muslim arus utama, Okky Madasari menyuarakan betapa termaginalkan kelompok rentan itu. Awal mula kehidupan mereka berjalan normal dan damai antar sesama.
Para penduduk mengetahui bahwa Islamnya Maryam dan keluarganya berbeda dengan mereka, terlihat dari masjid yang menjadi tempat sholat mereka yang berbeda dari kebanyakan. Hal itu tidak pernah menjadi masalah bagi semua. Terlebih ayah Maryam salah satu orang yang disegani sebab kakek Maryam dulunya tokoh masyarakat setempat, sebelum bertemu dengan seseorang yang kemudian hari menjadi perantaranya sebagai Ahmadi.
Maryam yang berkuliah di Surabaya dan kemudian bekerja di Jakarta mengantarkan jalan hidupnya bertemu dengan pemuda bernama Alam. Perjalanan mereka cukup berliku sebab Maryam dan Alam bukanlah Islam dengan iman yang sama. Alam bukanlah Ahmadi layaknya Maryam.