Mohon tunggu...
Amaliyah Kamil
Amaliyah Kamil Mohon Tunggu... Freelancer - Kamilatul Amaliyah

Traveler هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Novel 'Dunia Anna' Seni Menghargai Bumi dan Alam Semesta

28 Februari 2024   11:50 Diperbarui: 8 Juni 2024   11:52 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku      : Dunia Anna

Karya                : Jostein Gaarder

Penerjemah   : Irwan Syahrir

Penerbit          : Mizan

Hal                    : 244

            Dunia Anna merupakan novel filsafat yang membahas tentang alam semesta, salah satu karya penulis bestseller Dunia Shopie, Jostein Gaarder. Dalam novelnya, Jostein Gaarder menuliskan banyak pertanyaan renungan yang mengajak pembaca untuk berefleksi mengenai alam semesta.

            Novel ini menceritakan tentang sosok bernama Anna, perempuan berusia 15 tahun yang memiliki ketertarikan terhadap isu lingkungan dan dunia. Anna menginginkan bumi tetap sehat dan begitu menyayangkan banyaknya oknum yang menggunakan sumber daya bumi seperti gas dan minyak alam secara brutal tanpa memikirkan generasi mendatang. Selain itu juga karena pepohonan dan hutan yang dibabat besar-besaran yang membuat segala banyak spesies flora dan fauna perlahan punah. Akibatnya dalam jangka panjang ialah meningkatnya global warming dan mencairnya es di kutub utara dan selatan. Anna berpikir bahwa generasi mendatang juga memiliki hak yang sama dengan generasinya sekarang, yaitu menikmati alam dan dunia yang nyaman. Generasi mendatang akan menganggap Anna dan generasinya telah tamak hingga merampas hak mereka. Generasi mendatang juga berhak tinggal di bumi dengan segala keindahan alam dan menyaksikan langsung banyaknya flora dan fauna, bukan hanya menyaksikan dengan gambar di layar alat elektroniknya. Berangkat dari keresahan itu, Anna pada suatu ketika mengekspresikan kesungguhannya untuk menjaga alam dengan mendirikan komunitas pecinta lingkungan yang dibantu oleh kekasihnya, Jonas.

            Dunia, 2082. Nova hidup di dunia yang serba canggih. Ia cukup berdiam di mana saja untuk mendapatkan informasi apa saja denga mudah dan cepat.  Dengan terminal miliknya, Nova hampir tiap hari mendapatkan notifikasi tentang punahnya banyak spesies. Nova juga tidak suka ketika melihat mobil putih berkeliling dan orang di dalam itu mengajak orang-orang untuk menyaksikan spesies fauna di dalamnya, sebab itu berarti hewan tersebut akan segera punah. Manusia diberikan kesempatan untuk melihatnya secara langsung. Hal itu selalu membuat Nova resah.  Nova begitu terkejut saat mendapati surat online di terminal miliknya. Surat itu ditujukan kepadanya oleh buyutnya, Anna 70 tahun lalu. Nova kaget, bagaimana buyutnya tahu bahwa kelak ia akan mempunyai cicit bernama nova. Bagaimana Anna juga tahu bahwa Nova memiliki keresahan tentang dunia? tentang bumi yang tak seindah dulu, tentang banyaknya spesies flora dan fauna yang punah, daratan yang enggelam, es di kutub yang terus saja mencair?. Surat-surat lain yang ditulis oleh buyutnya satu persatu dibaca oleh Nova, tak jarang mereka berjumpa dan mendiskusikan secara langsung tentang bagaimanacara mengembalikan dunia seperti sedia kala.

            Anna memberikan cincin rubi merah pada cicitnya dengan keyakinan bahwa cincin itu memberikan satu kesempatan pada Nova untuk mengembalikan kondisi dunia pada keadaan saat Anna tinggali, dulu. Setelah menyerahkan cincin itu, Nova melihat nenek buyutnya, Anna semakin memudar dan semakin lama semakin menghilang.

            Jostein Gaarder menuliskan novel filsafat yang cukup kompleks dengan bahasa sederhana dan kekuatan imajinasi yang luar biasa. Novel ini menghadirkan 2 tokoh penting di masa yang berbeda namun berkaitan. Selain mengajak pembaca merenung tentang pentingnya menjaga bumi yang kita tinggali, ia juga mengajak pembaca membaca dengan fokus ekstra karena adanya dua sudut pandang tokoh yang di-mix tiap babnya.  Menurut saya, buku ini bagaus untuk dibaca dan rekomendasi untuk semua kalangan. Dengan membaca buku ini, kita akan lebih menghargai bumi kita, bumi yang semuanya kita dapatkan darinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun