Reproduksi karya tulis adalah proses membuat salinan atau duplikat dari suatu karya tulis yang sudah ada. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada tujuan dan keperluan yang diinginkan. Berikut adalah beberapa bentuk reproduksi karya tulis yang umum. Contoh reproduksi karya tulis ilmiah adalah seperti media cetak atau media kabar lainnya. Berikut adalah contoh reproduksi karya tulis ilmiah
1.Fotokopi, Fotokopi adalah metode reproduksi karya tulis yang paling umum. Ini melibatkan penggunaan mesin fotokopi untuk membuat salinan identik dari dokumen asli. Fotokopi biasanya digunakan untuk keperluan internal, seperti penyebaran informasi di dalam organisasi atau untuk penggunaan pribadi.
2.Cetak ulang: Cetak ulang melibatkan mencetak kembali karya tulis yang ada menggunakan mesin percetakan. Ini sering digunakan dalam penerbitan buku, majalah, jurnal ilmiah, dan publikasi lainnya. Cetak ulang dapat dilakukan dengan menggandakan seluruh isi karya tulis atau hanya sebagian tertentu, tergantung pada kebutuhan.
3.Reproduksi digital: Dalam era teknologi digital, reproduksi karya tulis juga dapat dilakukan dalam bentuk digital. Ini melibatkan pemindaian dokumen fisik menjadi format digital atau penggunaan perangkat lunak untuk membuat salinan digital yang identik dari karya tulis. Reproduksi digital memungkinkan distribusi dan akses yang lebih mudah melalui internet dan media elektronik lainnya.
Reproduksi karya tulis ilmiah adalah bentuk karya ilmiah yang disusun berdasarkan karya ilmiah yang sudah ada Bentuk reproduksi karya ilmiah ialah ringkasan, ikhtisar. Sinopsis, dan resensi. Istilah dari bentuk-bentuk reproduksi karya ilmiah tersebut memiliki arti yang sama dalam KBBI. Dalam dunia penulis, ringkasan, ikhtiar, sinopsis dan resensi memiliki arti yang berbeda-beda. Ringkasan disajikan menggunakan bahasa pengarang asli, struktur penyajian, dan gaya bahasa mempertahankan yang asli. Sedangkan ikhtisar menggunakan gaya bahasa, struktur penyajian, dan sudut pandang penulis ikhtisar. Dan sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya naratif, baik fiksi maupun non-fiksi.
Dampak Negative dalam Reproduksi Karya Tulis Ilmiah. Ada sejumlah efek merugikan yang mungkin timbul dari replikasi publikasi ilmiah. Beberapa di antaranya terdiri dari:
1.Plagiarisme: Menggunakan atau menyalin tulisan orang lain tanpa menyebutkan secara tegas sumbernya merupakan salah satu dampak merugikan yang sering terjadi pada peniruan karya ilmiah. Otentisitas dan orisinalitas sebuah karya dikurangi oleh plagiarisme, yang juga melanggar etika penelitian dan martabat akademik.
2.Kurangnya inovasi: Dapat merugikan kemajuan ilmu pengetahuan jika penulis atau peneliti hanya mengulangi temuan penelitian sebelumnya tanpa menawarkan wawasan baru. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak akan terpengaruh secara signifikan oleh penulisan ilmiah berulang yang tidak memuat pembaruan atau temuan baru.
3.Kualitas penelitian yang lebih rendah: Dalam beberapa kasus, reproduksi artikel ilmiah yang dilakukan dengan buruk dapat menyebabkan penurunan kualitas penelitian. Kekeliruan, kekeliruan, atau temuan yang tidak tepat dapat berasal dari teknik yang tidak tepat atau kegagalan untuk mempertimbangkan aspek-aspek penting dari penelitian sebelumnya.
4.Kelebihan informasi yang tidak terkendali: Sejumlah besar artikel ilmiah diterbitkan setiap tahun di bidang studi yang berkembang pesat. Kelebihan informasi yang tidak terkendali dapat terjadi akibat replikasi publikasi ilmiah tanpa seleksi atau tinjauan yang tepat. Ini mungkin membingungkan atau membuatnya sulit untuk menemukan dan memahami studi terkait.
Lebih berhati-hati lagi ketika ingin mereproduksi karya tulis ilmiah karena erdapat pasal tentang hak cipta UU No 28 tahun 2014 Tentang hak cipta.