Mohon tunggu...
Kamilah
Kamilah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

editing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN BTV III Upayakan Program Pengembangan Wirausaha Olahan Bawang Merah di Desa Pegantenan

1 September 2021   20:00 Diperbarui: 1 September 2021   20:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PAMEKASAN - Sampai saat ini pemerintah masih terus memperpanjang kebijakan PPKM darurat. Hal ini berdampak pada penyelenggaraan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember yang biasanya dilakukan secara kelompok, tetapi saat ini harus dilakukan secara mandiri dan daring di kampung halamam masing-masing mahasiswa. Namun hal ini tidak akan menghilangkan nilai kebermanfaatan mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat meskipun dilakukan secara individu. Melalui pilihan tematik program KKN yaitu program pemberdayaan wirausaha masyarakat atau UMKM terdampak Covid-19. “Ada banyak hal yang dapat dilakukan di desa sendiri dengan potensi yang ada, sehingga dapat membantu perkembangan wirausaha dengan upaya-upaya diversifikasi dan usaha pemasaran secara digital dimasa pandemi saat ini” tutur Kamilah salah satu mahasiswa KKN yang berlokasi di Desa Pegantenan,  Jumat(27/08/2021).

Seperti yang telah diketahui selama berlangsungnya PPKM sejumlah aktivitas warga telah dibatasi terutama pada aktivitas ekonomi. Hal ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap sejumlah warga di Desa Pegantenan khususnya bagi pedagang dan pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yaitu Ibu Norul Khamariyah, yang harus menutup warungnya di pasar dikarenakan menurunnya pendapatan setiap harinya, sehingga beliau memutuskan untuk memulai usaha di rumah. Melihat potensi dari bawang merah yang sedang panen dan mengalami penurunan harga, mahasiswa KKN Universitas Jember bekerja sama dengan Ibu Norul Khamariyah melalui program kerjanya, yaitu sosialisasi mengenai macam-macam olahan diversifikasi bawang merah serta pendampingan pelatihan pembuatan bubuk bawang merah dan bawang merah goreng. 

Selanjutnya dilakukan sosialisasi yang dimulai dari  mengenalkan cara pengemasan dan bahan bahan kemasan yang food grade serta pentingnya pelabelan dalam suatu kemasan produk. Terakhir melakukan pemasaran dengan memanfaatkan sosial media seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Tik Tok. Dengan adanya program-program yang telah dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan nilai jual bawang merah serta membantu para petani.

“Saya berharap dengan pelatihan-pelatihan dan pendampingan yang diberikan dapat membantu saya membangun wirausaha yang nantinya tidak hanya pada satu atau dua produk saja, dan sejauh ini saya sangat senang bekerja sama dengan mbak mila” ujar Ibu Norul Khamariyah (27/8/202).

gambar 2: Produk olahan bawang merah ibu Norul Khamariyah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
gambar 2: Produk olahan bawang merah ibu Norul Khamariyah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun