Mohon tunggu...
Kamila Futri H
Kamila Futri H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Saya mahasiswa program studi Komunikasi Digital dan Media angkatan 59 di Sekolah Vokasi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keterlibatan Media Sosial dalam Kampanye 2024

16 Februari 2024   20:13 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:24 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Facebook: Platform ini digunakan untuk memperkenalkan sosok capres dan cawapres, serta untuk mengangkat popularitas mereka melalui iklan-iklan politik.

 Twitter: Meskipun bukan media sosial terfavorit di Indonesia, platform ini tetap digunakan untuk membangun isu dan narasi, serta untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih.

 Instagram: Platform ini lebih menonjolkan sisi visual dan audio, sehingga digunakan untuk memperkenalkan sosok capres dan cawapres melalui konten-konten visual yang menarik.

 TikTok: Platform ini digunakan sebagai alat yang efektif dalam menyampaikan pesan kampanye politik, karena merupakan media sosial berbasis komponen audio-visual dan merepresentasikan estetika yang menarik.

 YouTube: Digunakan untuk mempublikasikan konten-konten video kampanye capres dan cawapres.

Terlepas dari target audiens yang sangat luas, keterlibatan media sosial dalam kampanye capres menimbulkan banyak sekali kontroversi dari para pendukung dan buzzer capres. Banyak oknum yang menyebarluaskan aib dari masing-masing capres dengan tujuan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Selain itu, tak sedikit netizen yang berdebat untuk saling menjatuhkan argumen menyangkut pilihan capres dan cawapres.

Terjadinya hal seperti ini, memang sudah menjadi resiko dari penggunaan media sosial. Setiap langkah yang dipijakkan oleh masing-masing paslon akan diperhatikan lebih detail lagi oleh masyarakat khususnya di media sosial. Hoax mengenai para paslon masih terpantau ramai hingga saat ini, namun sebagai masyarakat yang demokratis, sebaiknya kita tidak terburu-buru dalam menyimpulkan sesuatu di media sosial.

Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemilihan capres saat ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum ramai penggunaan media sosial, yaitu mengukur banyaknya pengikut capres dan wapres di media sosial. Mencermati pengikut setiap calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan dipilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi salah satu cara memetakan kekuatan media sosial yang dimiliki pada awal masa kampanye. (Kompas.id, 2023)

Media sosial Instagram dan X menjadi tolak ukur kekuatan capres dan cawapres di media sosial. Capres yang menempati urutan pertama dengan pengikut terbanyak di Instagram yaitu Prabowo Subianto dengan jumlah pengikut 9,6jt, diikuti oleh Anies Baswedan dengan jumlah pengikut sebanyak 7jt, dan Ganjar Pranowo memiliki jumlah pengikut sebanyak 6,6jt.

Berbeda dengan media sosial Instagram, di platform X Anies Baswedan menempati urutan pertama dengan jumlah pengikut 5,1jt, kemudian Prabowo Subianto jumlah pengikutnya sebanyak 4,7jt dan Ganjar Pranowo sebanyak 3,5jt. Banyaknya pengikut di media sosial, bisa menjadi peluang untuk capres dan cawapres menawarkan gagasan mereka secara luas. Walaupun begitu, banyaknya pengikut ini tidak serta merta menjadikan faktor kekuatan yang determinan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun