Saat menjalani kehidupan yang penuh kesibukan dan tanggung jawab, stres dapat dengan cepat mengambil alih, mengurangi fokus, dan mengurangi kesejahteraan mental dan fisik. Cara kita mengatur emosi dan stres sangat berpengaruh pada kesejahteraan hidup dan hubungan sosial kita (Wilms dkk., 2020).
Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang bagaimana regulasi emosi dapat memberi manfaat bagi kehidupan kita dan menjadi pondasi kuat bagi kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Maka dari itu, mari kita jelajahi bersama langkah-langkah praktis untuk menerapkan regulasi emosi demi mencapai kualitas hidup yang lebih optimal.
Manfaat Regulasi Emosi
1. Mood yang lebih baik
Regulasi emosi membantu dalam menjaga keseimbangan emosional. Dengan kemampuan ini, kita dapat lebih mudah pulih dari emosi negatif dan terhindar dari kesedihan atau amarah yang berlarut-larut.
2. Pemecahan Masalah dan Pengendalian Diri yang lebih baik
Studi menunjukkan, anak-anak yang terbiasa mengatur emosi dengan baik cenderung memiliki fokus yang lebih baik, pengendalian diri yang kuat, dan keterampilan memecahkan masalah yang baik.
3. Peningkatan Kesejahteraan Emosional dan Kebahagiaan
Regulasi emosi memicu efek berantai yaitu, meningkatkan kesejahteraan emosional, meningkatkan rasa percaya diri, dan memberikan kebahagiaan yang lebih besar.
4. Pengambilan Keputusan yang Bijaksana
Dengan memiliki keterampilan regulasi emosi, seseorang dapat lebih baik menerima perasaan mereka dan membuat keputusan secara sadar, bukan berekasi secara impulsif terhadap emosi atau keadaan.
5. Peningkatan Kesehatan Mental dan Fisik
Keterampilan regulasi emosi yang kokoh tidak hanya meningkatkan kesejahteraan jangka panjang, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kinerja di tempat kerja dan membawa dampak positif pada kesehatan secara keseluruhan.
Beberapa Strategi Regulasi Emosi
1. Terima Tantangan dengan Lapang Dada
Langkah pertama mengatasi stres adalah menerima situasi saat itu. Semakin cepat kita menerima keadaan dan tidak menghindari perasaan tersebut, semakin cepat pula kita dapat mencari solusi dan melangkah maju.
2. Kenali Penyebab Stres dan Emosi Negatif
Setiap emosi memiliki fungsinya sendiri, namun jika berlebihan, tentu dapat berdampak buruk pada hidup kita. Perhatikan faktor-faktor atau situasi apa saja yang memicu stres. Setelah itu, kita dapat dengan lebih mudah mencari solusi dan memutuskan respon yang tepat dalam menghadapi situasi tersebut.
3. Bangun Dialog Positif dengan Diri Sendiri
Gantilah pikiran negatif dengan kata-kata yang membangun. Menciptakan dialog batin positif dapat membantu menjaga ketenangan dan menghindari pola pikir yang negatif dan merugikan.
4. Diam Sejenak
Sebelum memberikan respons, beri diri kita waktu untuk merenungkan situasi atau perasaan kita. Ini dapat membantu mencegah kita bertindak secara impulsif dan membuat kita lebih sadar akan tindakan yang kita lakukan.
5. Praktik Meditasi atau mindfulness practice
Meditasi atau mindfulness practice berfokus pada penerimaan keadaan. Berlatih meditasi selama beberapa menit setiap hari dapat meningkatkan toleransi kita terhadap stres dalam kehidupan kita.
6. Jaga Pola Hidup Sehat
Gaya hidup sehat terbukti berperan penting dalam mengurangi stres. Dengan memproritaskan kebiasaan sehat seperti olahraga rutin, tidur yang cukup, menulis jurnal, berpartisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan, dan menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, regulasi emosi memiliki peran krusial dalam keberhasilan pribadi dan juga profesional karena manfaatnya dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik, menjaga keseimbangan suasana hati, memperbaiki hubungan, dan meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh. Dengan mempelajari dan melatih strategi regulasi emosi, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan memuaskan.
Referensi :
Batink, T., Bakker, J., Vaessen, T., Kasanova, Z., Collip, D., van Os, J., Wichers, M., Germeys, I., & Peeters, F. (2016). Acceptance and commitment therapy in daily life training: A feasibility study of an mhealth intervention. JMIR mHealth and uHealth, 4(3). https://doi.org/10.2196/mhealth.5437
Denny, B. T., Inhoff, M. C., Zerubavel, N., Davachi, L., & Ochsner, K. N. (2015). Getting over it: Long-lasting effects of emotion regulation on amygdala response. Psychological Science, 26(9), 1377–1388. https://doi.org/10.1177/0956797615578863
Graham, C. D., Gouick, J., Krahé, C., & Gillanders, D. (2016). A systematic review of the use of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) in chronic disease and long-term conditions. Dalam Clinical Psychology Review (Vol. 46, hlm. 46–58). Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/j.cpr.2016.04.009
Menefee, D. S., Ledoux, T., & Johnston, C. A. (2022). The Importance of Emotional Regulation in Mental Health. Dalam American Journal of Lifestyle Medicine (Vol. 16, Nomor 1, hlm. 28–31). SAGE Publications Inc. https://doi.org/10.1177/15598276211049771
Wilms, R., Lanwehr, R., & Kastenmüller, A. (2020). Emotion Regulation in Everyday Life: The Role of Goals and Situational Factors. Frontiers in Psychology, 11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.00877
Zhang, C. Q., Leeming, E., Smith, P., Chung, P. K., Hagger, M. S., & Hayes, S. C. (2018). Acceptance and commitment therapy for health behavior change: A contextually-driven approach. Dalam Frontiers in Psychology (Vol. 8, Nomor JAN). Frontiers Media S.A. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.02350
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H