Mohon tunggu...
Kamila Firdaus
Kamila Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Tematik UNDIP X ExoVillage 2021

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bakpia Nuqiqu, Bakpia Cita Rasa Semarang

22 Desember 2021   16:42 Diperbarui: 24 Desember 2021   11:54 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie lovers! Siapa bilang bakpia hanya ada di Jogja?

Bakpia merupakan kudapan tradisional yang biasanya berisi kacang hijau giling dengan cita rasa manis. Selain cocok dijadikan camilan, makanan ini juga sering dijadikan buah tangan.

Bakpia merupakan pastri yang berasal dari daerah Fujian, sebuah provinsi Provinsi di Tiongkok. Di sana, bakpia disebut dengan nama "Tou Luk Pia" yang berati kue pia kacang hijau. Sementara istilak bakpia berasal dari bahasa Tionghoa dialek Hokkian, yakni dari kata "Bak" yang berarti kue dan "Pia" yang berarti daging.

Di daerah asalnya, bakpia memiliki dua jenis isian yang bercita rasa gurih dan manis. Bakpia gurih dengan resep asli Tiongkok menggunakan daging babi sebagai isiannya, sementara yang manis menggunakan kacang hijau atau ubi. Setelah masuk Indonesia, resep bakpia disesuaikan dengan lidah dan budaya masyarakat yang sebagian besar beragama islam, sehingga tidak lagi menggunakan daging babi sebagai isian, melainkan kacang hijau.

Kue ini dibuat dari adonan tepung terigu, gula, dan garam dengan isian kacang hijau kupas yang digiling. Bakpia mulai masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20 oleh para imigran Tiongkok. Bakpia digunakan sebagai pelengkap kue keranjang yang sering disajikan saat perayaan imlek.

Daerah yang dikenal akan sentra produksi bakpia di Indonesia adalah Jalan Pathuk di Yogyakarta.

Kalau biasanya bakpia identik dengan Jogja, Semarang juga punya bakpia sendiri loh! Salah satunya adalah Bakpia Nuqiqu yang diproduksi di Jalan Ramin 1183, Plamongan Indah, Semarang.

Baca juga:

Bakpia Nuqiqu berawal dari ide seorang Ibu Tutik untuk memproduksi bakpia khas Semarang. Awalnya bakpia ini diberi nama Bakpia Murni, namun karena nama Bakpia Murni sudah ada di pasaran, beliau menggantinya menjadi Bakpia Nuqiqu. Kata Nuqiqu diperoleh dari bahasa Aran "Nuqi" yang berarti "murni". Agar terdengar lebih unik, beliau menambah kata "qu" di akhir sehingga menjadi Nuqiqu.

Tutik Mursriani, pemilik Bakpia Nuqiqu, mengungkapkan bahwa awalnya usaha ini hanya coba - coba. 

"Awalnya cuma produksi sedikit dan dititipkan ke warung - warung. Tapi ternyata respon masyarakat baik sehingga usaha ini bisa berkembang dan sudah sampai di toko oleh - oleh Pandanaran bahkan bisa didapatkan melalui e-commerce" jelas Ibu Tutik.

Perbedaan yang menjadi ciri khas bakpia ini dengan bakpia Jogja pada umumnya adalah kulit bakpia yang lebih tebal dan kering. Bakpia Nuqiqu menyediakan dua varian rasa, yaitu kacang hijau dan cokelat.

"Perbedaan bakpia ini dengan yang dari Jogja itu ya dari kulitnya. Kalau bakpia Jogja kulitnya cenderung lebih tipis dan basah sedangkan bakpia yang saya buat kulitnya lebih tebal dan kering. Kalau masalah lebih enak yang mana itu tergantung selera konsumen ya" ungkap Ibu Tutik.

Bakpia khas Semarang ini terbuat dari 3 jenis adonan, yaitu adonan kulit luar, kulit dalam, dan isian. Kulit luar dibuat dari campuran tepung terigu dan minyak dengan tekstur kering. Kulit lapisan dalam terbuat dari tepung terigu, gula pasir, minyak goreng, garam, dan vanili dengan tekstur lebih lembek. Isian terbuat dari kacang hijau kupas dan gula pasir.

Bakpia Nuqiqu
Bakpia Nuqiqu

Isian varian original dibuat dengan menggiling kacang hijau kupas bersama campuran gula. Sementara untuk varian rasa cokelat isian dibuat dengan menggunakan cokelat yang kemudian dibentuk bulat - bulat  dan dimasukkan dalam kulit bakpia.

Proses pengovenan dilakukan selama 45 menit. Setelah ini dikemas menggunakan plastik bening berisi 10 biji dan dimasukkan dalam kardus kemasan. Tiap kardus berisi 2 plastik kemas, sehingga total ada 20 biji tiap kardus yang dipasarkan dengan harga Rp22.000,00.

Tak dapat diragukan lagi, usaha ini mampu menghasilkan omset jutaan rupiah tiap bulannya meski masih skala rumahan.

"Modal awal membuka usaha ini dari uang pribadi. Awalnya ya sedikit dulu, namun setelah usaha bisa berjalan alhamdulillah makin besar omsetnya bisa sampai jutaan" tutur Ibu Tutik.

Saat ini Bakpia Nuqiqu tergabung dalam wadah UMKM Kota Semarang, yakni Gerai Kopimi, dan telah mendapatkan beberapa penghargaan. Salah satunya adalah masuk dalam nominasi 10 besar kategori kuliner dalam IKM Award 2019.

Soal kualitas tentu tidak perlu diragukan lagi. Bakpia Nuqiqu telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI Provinsi Jawa Tengah pada  11 Oktober 2021, setelah sebelumnya didaftarkan pada 11 Oktober 2019.

Meskipun telah berkembang dengan baik, Ibu Tutik mengakui bahwa salah satu tantangan dalam bisnis bakpia Semarang ini adalah banyaknya persaingan produk serupa.

"Tantangannya ya karena yang bisnis bakpia ini sudah sangat banyak, apalagi orang - orang tahunya bakpia ya dari Jogja jadi mereka kalau bakpia pasti langsung cari yang dari Jogja" jelas Ibu Tutik pada penulis.

Bagaimana nih foodie lovers? Sudah tidak bingung lagi kan kalau mau beli oleh - oleh saat berkunjung ke Semarang?

Penulis: Kamila Firdaus 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun