Mohon tunggu...
Bintang Eko
Bintang Eko Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan Profil

Nyontek artikel milik saya? *sedih *kecewa *berdo'a agar..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Indonesia Bersama BKKBN

1 September 2015   16:20 Diperbarui: 1 September 2015   16:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kualitas itu dimulai dari keluarga. Membentuk manusia berkualitas tidak bisa dilakukan jika tidak berawal dari keluarga. Pembentukan manusia berkualitas yang dimaksud yaitu mengoptimalkan  "8 Fungsi Keluarga".

Sasaran BKKBN adalah 67 juta kepala keluarga, total jika dihitung bersama istri dan anak-anak sekarang di atas 250 juta jiwa. Pemerintah, dalam hal ini BKKBN tidak cukup tenaga untuk mengajak semua, karena keterbatasan pada  banyak hal. Tetapi ide dan kesempatan seperti yang dilakukan pada hari ini, mendorong rekan-rekan sekalian untuk memulai apa yang bisa dilakukan oleh para generasi Indonesia.

Ini tidak berhenti sampai di sini, akan ada lomba blog BKKBN se-Indonesia mengoptimalkan netizen untuk membangun bangsa.

[caption caption="Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A."]

Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A.
Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A.
[/caption]

Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A. yang menjadi pembicara terakhir mengatakan bahwa pembangunan karakter itu harus dimulai sejak dini melalui keluarga. Kita (BKKBN) membuat modul untuk membangun karakter. Beliau mempersilahkan kepada peserta yang hadir, jika menginginkan modul menjadi orang tua hebat, atau ingin ikut pelatihan menjadi orang tua hebat, atau mendalami lebih lanjut menjadi orang tua hebat bisa disampaikan melalui media sosial.

Dr. Sudibyo juga diserahi tanggung jawab untuk mengembangkan remaja Indonesia supaya menjadi remaja yang mengerti masa depannya. Remaja sekarang inilah yang akan mengisi pada saat Indonesia mencapai windows opportunity.

Remaja banyak terjerumus dalam gangguan yang luar biasa. Pernikahan dini meningkat hingga 70% diikuti dengan perceraian cepat (maksudnya baru sebentar menikah kemudian cerai), karena tidak memiliki persiapan untuk membuat sebuah keluarga dan tidak mengetahui fungsi keluarga.

Membangun sebuah keluarga harus mengetahui fungsi keluarga, percuma menikah tapi tidak tahu apa fungsi sebuah keluarga. Sebelum menikah harus belajar dulu bagaimana membentuk sebuah keluarga, karena ternyata membentuk keluarga itu tidak mudah. BKKBN juga membuat panduan buku untuk calon pengantin bagi yang akan menikah.

Godaan remaja terlalu banyak dan mereka tidak terlalu siap untuk menghadapi godaan itu. Karena pengasuhan; seperti yang disampaikan oleh Drs. Soleh (baca artikel Revolusi Mental dengan 4T). dianggap oleh sebagian orang tua hanya untuk anak-anak dan balita. Padahal remaja itu perlu pengasuhan dan pendampingan yang baik.

Indonesia harus siap menjadi negara lansia, karena pada 2022 nanti jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai 21 juta. Artinya jumlah lansia lebih dari 10% populasi penduduk. Maka pada saat windows opportunity, remaja harus lolos dari berbagai masalah yang mengganggunya. Jangan sampai remaja Indonesia tidak kreatif, cerdas, dan inovatif karena itu akan menjadikan kita hanya sebagai penonton di negara sendiri.

Ini adalah artikel terakhir liputan Kompasiana Nangkring bersama BKKBN pada 20 Agustus 2015 lalu, sesi kuis dan tanya jawab tidak disertakan dalam artikel. Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun